Month: August 2013
Puncak Tersembunyi
Memetik Keindahan
14 Agustus 2013, Kita (juga) Berdarah
yang pasrah
yang berdarah
yang tak pernah menyerah
yang terluka parah
yang beribadah
memekarkan bunga langit di tanah
para Nabi Allah.
(STAR 769. Banda Aceh, 14082013, 16.01)
Gadis Pemalu di Persimpangan Ramai Itu
adalah gadis pemalu
seperti tiang lampu tiga warna di persimpangan ramai itu;
selalu berbicara dua kemungkinan di antara padam dan nyala
dan suatu pergiliran yang patuh pada titah waktu
yang kadang-kadang membuat hatimu berdebar-debar
tak sabar menunggu
dan ingin terus melaju
mengabaikan rona wajahnya yang merah itu
(pasti ia marah dengan tingkah lakumu
karena telah berulang kali ia memperingati
dengan gaun kuning terang
tapi tetap saja tak kau hiraukan keanggunannya yang menawan itu)
tetapi ia gadis pemalu
patuh pada titah waktu
tak pernah lama-lama menahan perjalanan
dengan rona merahnya
ia juga bergaun hijau yang memukau
yang bersegera melepasmu pergi ke masing-masing tujuan.
(STAR 768. Banda Aceh, 14082013, 14.12)
Sepanjang Kata yang Entah Batas Maknanya
:SeuLanga
kita yang saling menduga dalam keraguan kata.
kita yang terperangkap pada senyap kata.
kita yang mencoba berbicara lewat kebisuan kata.
kita yang saling mencari kenangan dalam samar kata.
kita yang terapung kehilangan sesuatu di permukaan kata.
kita yang pernah terseret arus kerinduan dan terus bertahan pada sederet kata.
kita yang … (ber)kata.
(STAR 767. Home, 11082013, 12.37)
Hujan Tak Turun Hari Ini
kau menangis kehabisan kata
aku mengalirkan puisi dari sudut matamu
yang melewati bukit mawar merah jambu
ke muara bibir yang menahan luapan banjir besar
dari hati yang berdebar.
kau menangis kehabisan kata dalam mimpi
akhirnya aku tahu alasan hujan tak turun hari ini.
(STAR 766. Home, 03082013, 14.56)
Gerimis Pucat
gerimis pucat terjerat pada entah yang lain
tak sempat ia berkhianat pada awan yang rupawan
dan langit yang sengit
melepasnya dari ketinggian.
bibir gerimis bergemetaran
sebelum dada kecilnya mendebarkan
kerinduan yang harus dirahasiakan.
gerimis pucat terpikat pada gerai rambutmu
yang melambai-lambai pada ketinggian yang
tak sanggup digapainya.
(STAR 765. Home, 03082013, 14.37)
DaMar 25
/1/
rindu itu
seusia kekupu
juga sekuat kepakan sayapnya
yang nantinya mengirim badai dari rimba ke kota;
tak pernah terduga sebelumnya.
/2/
”semangat hari baru
sangat haru”
kataku,
sebab aku baru saja terbangun dari kekosongan puisi diri
yang perlahan kau isi.
/3/
dan rintik hujan
tak berhenti memercik
seperti detik-detik
yang berjatuhan
yang menguburkan dan mengaburkan kenangan di kedalaman waktu dan zaman.
/4/
untukmu
aku bisa menjadi langit lain;
yang hanya bermusim hujan.
/5/
sebelum dedaunan usia gugur
kita bertukar tegur
lalu menyimpan sapa pada sapa yang lain
dan memerangkap senyap pada senyap yang lain.
(STAR 764. Banda Aceh, 01082013, 23.21)
Yang Mencintaimu di Hari Hujan (2)
langit telah menyiapkan kejutan
dalam sebuah bingkisan berbentuk awan
berwarna hitam pekat tak menawan.
kau telah bersiap-siap menerima kejutannya
dengan sebuah payung hitam di tangan………..
(STAR 763. Banda Aceh, 21072013, 23.28)
Yang Mencintaimu di Hari Hujan
hujan telah bergulung di ujung rambutmu
rinai basahnya menjadi gerai indah
yang melambai pada langit yang pasrah
mencintaimu………….
(STAR 762. Banda Aceh, 21072013, 23.15)
Di Jalan Puisi Kita Bertemu dan Barangkali Aku Mencintaimu
kau menulisnya puisi
kau membacanya puisi
aku mendengarnya bukan puisi;
hanya sekumpulan kata bersembunyi di hunian sunyi.
sudah semestinya puisi berjalan di jalannya sendiri
tak perlu diajak berpetualang ke tanah seberang,
sebab di jalan puisi kita tak benar-benar asing
meskipun sebenarnya kata-kata berjalan masing-masing….
(STAR 761. Home, 14072013, 23.37)
Itu Sebabnya Aku Tak (Lagi) Mencintaimu (Lagi)
sebab kau bercermin pada permukaan luka;
telah dibesar-besarkannya bayangan cembung tak nyata.
sebab ruang yang retak kembali kurekat
menjadi keutuhan bersekat
meskipun suara-suara (kita) diredam kecemburuan.
sebab kita mengenang kehilangan dengan menyalakan
lelampu sepanjang jalan kenangan,
padahal ingatan semakin buram, hampir padam.
sebab kita mengingat kerinduan
yang menyengat kebisuan kata.
sebab aku tak (lagi) mencintaimu (lagi).
(STAR 760. Home, 12072013, 16.57)
DaMar 24
seguyur hujan
adalah rinai yang berderai, kau kirimkan
dari sebuah langit tak berawan.
adakah langit yang kau kagumi itu
berani menjatuhkan dirinya bersama rintik-rintik hujan yang pucat pasi tak biru?
kedua tanganku basah telungkup;
bercermin pada genangan hujan yang berbayang gugup.
seguyur hujan
adalah rinai yang berderai, kau kirimkan
dari sebuah langit tak berawan.
(STAR 759. Home, 10072013, 06.33)
Ombak-Ombak Ragu
apa makna pertemuan
jika kita kehilangan kesempatan
untuk menghempaskan gelegar ombak kejutan
di pantai penantian….
***
yang berderu dan berseru
adalah ombak-ombak ragu
yang melaut pada tubuh kaku
sehingga langit senja enggan tenggelam
dalam biru laut kehilangan….
***
kita harus saling percaya
pada masing-masing kata
yang dipermainkan semilir kesepian di dedahan cemara…..
***
sudah saatnya kita melepaskan
ketidakpastian-ketidakpastian
yang melekat di ujung jemari kerinduan
biarkan ia kembali gusar di pusar laut yang berkemelut.
(STAR 758. Home, 09072013, 23.28)
Pertanyaan-Pertanyaan Nyata Setelah Pernyataan Cinta
:my future princess
jika kukatakan
”aku mencintaimu tanpa tahu alasannya”
akankah kau bertanya kenapa?
jika kukatakan
”aku mencintaimu tanpa menjelaskan caranya”
akankah kau bertanya bagaimana?
jika kukatakan
”aku mencintaimu tanpa sebuah pertemuan”
akankah kau bertanya kapan?
jika kukatakan
”aku mencintaimu dengan sederhana”
akankah kau bertanya apa?
jika kukatakan
”aku mencintaimu dengan bahasa semesta yang berbeda-beda”
akankah kau bertanya yang mana?
(STAR 757. Home, 01072013, 00.16)
Itu Sebabnya Aku Tak Mencintaimu (Lagi)
sebab aku tak lagi memilih isyarat kepulangan sebagai pertanda kedatangan.
sebab aku tak berlayar dari tanah seberang, aku benar-benar terbang, seperti burung pulang ke sarang dari keterjauhan perjalanan dan dari keterasingan persinggahan.
sebab aku tak lupa membangunkan mimpi yang terlelap sendiri, biar ia berguguran sebagai kenyataan kosong di pagi hari.
sebab aku tak (lagi) mencintaimu.
(STAR 756. Home, 30062013, 23.56)
DaMar 23
/1/
musim hujan
bukan
musim kesendirian.
/2/
dan kerinduanku pun berlabuh
pada tempatnya
pada muasalnya.
/3/
ternyata kerinduanku juga seperti hujan
yang telah berjatuhan
lalu menunggu siklus tahunan
untuk kembali ke rahim awan.
/4/
jangan bersedih Hujan,
kau tak pernah benar-benar sendirian.
(STAR 755 . Home, 26062013 , 17.54)
Sebuah Penyambutan Setelah Empat Tahun Keberangkatan
/1/
cuaca yang mendadak tak bersahabat bagi tubuh yang telah renta dalam rindu tua.
/2/
angin yang keriput; hanya hinggap di reranting rapuh, tak mau memeluk gerah yang terlanjur gelisah pada sekujur tubuh.
/3/
jalan yang tak berhenti menyanyikan lagu kebisingan yang meredam laju keinginan. berhenti di sini saja. aku ingin menjadi puisi yang terpisah dari keterasingan. setidaknya di sini, ada matahari di setiap sisi.
/4/
penyambutan seperti ini sangat berlebihan. menguras rinduku menjadi kucuran keringat yang menyengat perjalanan. padahal aku harus melabuhkan kerinduan ini di dermaga Ibu yang masih jauh.
(STAR 754. Medan, 25062013, 13.56)