ikamat.com

Puisi-puisi Bintang Bumoe di website Ikatan Masyarakat Aceh di Turki (IKAMAT):

 

1. http://ikamat.com/para-pemimpi/

 

Para Pemimpi

/1/

ketika malam memekatkan tirainya

tergulung mimpi-mimpi terselubung

menjelma kenyataan semu

yang dipertontonkan pada diri sendiri.

/2/

tak ada yang berani menyibak kelam

hanya para pemimpi

yang tiba-tiba berani

tak bersembunyi dalam sunyi lagi

demi merias wajah malam

sebagai kekasih hati.

/3/

kenyataan membisu

tiarap dalam senyap

sebab suara-suara hanya bergema ke tebing mimpi.

/4/

kapan para pemimpi terbangun

oleh gaung suaranya sendiri ?

/5/

ketika malam memekatkan tirainya

para pemimpi tak memejamkan matanya;

mereka menonton pertunjukan dirinya sendiri

(Ankara, Juni 2012)

2. http://ikamat.com/terowongan-duka/

Terowongan Duka

kudekap senyap

di jantung kota Ankara

sementara kau dekap desing peluru

di dada Suria

yang letupnya menganga

jadi terowongan duka;

tempat kau berdzikir penuh ketenangan.

***

adakah yang lebih gulana

dari gundah yang seketika

menjelma air bah dari air matamu;

menenggelamkan apa saja di dadaku.

***

dalam senyap

aku hanyut dalam dukamu.

***

(Ankara, 6 Juli 2012 )

3. http://ikamat.com/sudahkah/

Sudahkah?

/1/

sudah selayaknya pena kita bertinta kebenaran

sekalipun berwarna hitam, merah, putih, atau pun keemasan,

biar ia mampu menulis kata-kata tegak

yang siap sedia memberontak

pada kebatilan

sampai titik darah penghabisan……

/2/

sudah semestinya pena kita bermata kebajikan

sekalipun berbeda-beda maknanya

ketika terbaca mata manusia,

biar beragam pemahamannya…….

/3/

sudah sepantasnya pena kita bersuara

agar gelegar kata-katanya terdengar

sampai ke ujung peradaban dunia,

biar kebenaran makna tertulis selayaknya…..

(Ankara, Juli 2012)

4. http://ikamat.com/kembalikan-keheningan-kami-3k/

Kembalikan Keheningan Kami (3K)

:Aceh

kapan kota ini menjelma hutan kembali?

malam bukan rimba sunyi lagi;

bermacam binatang buas sudah bisa berpesta sampai pagi,

ada nyala api unggun yang bisa saja membakar matahari

dan beberapa kemah gadis tak kunjung sepi,

berjuta kunang-kunang telah terusir pergi

sebab mereka telah kehilangan tradisi.

kapan kota ini bisa mendengar bunyi yang sunyi?

desingan peluru tak henti-hentinya mengoyak sepi

yang dirayakan sebelum dan setelah pesta demokrasi,

berbagai sumpah janji dibiarkan membusuk dalam peci

tuan-tuan penguasa yang masih saja korupsi

dan koran-koran menulisnya sebagai sampah basi.

kapan kota ini kehilangan heningnya yang suci?

(Ankara, Oktober 2012 )

5. http://ikamat.com/bunga-langit/

Bunga Langit

yang susut ke wajah malam

adalah cahaya senyuman anak-anak di Gaza

lalu di ujung malam mata kita bercahaya;

mengagumi betapa kuncupnya bulan sabit

yang barangkali serupa bunga langit.

kita lupa;

seperti terbuai pada pesona jauh

yang tak tersentuh

dan akan luruh

bersama keheningan pagi.

sepertinya mata kita telah redup;

tak terpejam tapi kurang bercahaya,

setelah senyum mereka tak mekar sempurna

di pucuk hari yang tersayat derita.

mari berdoa dengan segala pinta

dan cinta

biar wajah anak-anak itu saja

yang memekarkan bunga langit malam kita.

(Ankara, 18 November 2012 )

6. http://ikamat.com/sajak-untukmu-gaza/

Sajak Untukmu, Gaza

/1/

aku menulis sajak untukmu, Gaza

meskipun kata-kata tak sanggup lagi mengurai derita;

duka demi duka yang terlampau nestapa

yang telah lama menganga

menjadi terowongan luka di dada.

/2/

aku ingin menabur puisi ke genangan darah

biar terkenang segala yang tumpah

di lembar hitam sejarah;

tentang tangan-tangan busuk yang rakus menjarah

tentang kebebasan yang terjajah.

/3/

keheningan malamku berguguran pada tiap bait sajak ini

ketika mendengar jeritan bayi-bayi

yang lahir diguyur hujan mesiu

sejak itu

pagiku seperti kehilangan matahari

sebab senyum mereka tak pernah mekar di pucuk hari

dan semburat jingga senja adalah merah darah di batas langitku.

/4/

kehilangan

kehancuran

kesedihan

adalah menu pelengkap makan satu kali sehari

yang tak pernah mengenyangkan rasa ketakutan.

/5/

meskipun listrik tak menyala berjam-jam

semangat para pejuang tak pernah padam

terus menyala dalam binar mata mereka

yang terang terus sepanjang Gaza

yang mengobarkan api perlawanan pada zionis Israel durjana.

/6/

seorang bocah mematung di depan televisi

yang menyajikan berita hangat sehari-hari

lalu ia bertanya kepada Ibunya;

”kenapa anak-anak juga di-buldoser?”

Ibunya menjawab;

”Nak, mereka takut

sebab anak-anak di Gaza

bisa bercahaya sepanjang musim,

mereka akan menerangi peradaban manusia

yang dipekatkan oleh keserakahan Yahudi dan sekutunya.”

dalam mimpinya

di bawah puing-puing reruntuhan kota

bocah itu bertemu dengan sejuta kunang-kunang

yang bercahaya menerangi padang gersang

yang menyerbukkan aroma kesturi.

/7/

aku menulis sajak untukmu, Gaza

biar terbaca segala makna derita

biar terbuka setiap ruang kesadaran yang terpejam

biar kami tidak lupa berjuang meskipun dengan sebaris doa………

(Ankara, 23 November 2012 )

7. http://ikamat.com/istanbul/

Istanbul

I.

yang terperangkap dalam mata malam
adalah bayang kelam,

yang tertangkap dalam mata terpejam
adalah laut berombak;
yang meriakkan kerinduan
ke sebuah tepian,

yang semilir anginnya meriwayatkan kisah penaklukan
pada setiap tatapan
yang menyalakan binar kekaguman;

sunyi tak pernah menjalar di dinding kota ini!
mataku seperti tertawan pada keindahan kota ini!

II.

yang masih berseri-seri pada wajah kota tua
adalah gemerlap purbanya
yang tak pernah redup dikecup masa,

oh begitu cahaya
ragam warna peradaban yang singgah dan menetap sementara
tetapi menumbuhkan usia kekaguman berabad-abad lamanya.

oh wajah kota tua yang sumringah
menyambut kedatangan peziarah;
yang tak pernah lelah
melukis sketsa kerinduan pada langit ingatan sebelum akhirnya berpisah.

III.

yang lambai-melambai dengan isyarat keraguan
adalah lidah riak yang tak henti-hentinya mengecup tepian
pantai yang pernah ditaklukkan
dengan
kepastian
sebuah kabar dari lidah kemuliaan
Sultan akhir zaman.

”telah diberikan kemenangan yang nyata
pada sebuah penaklukan kota;
oh begitu bercahaya kisahnya!!”.

(Ankara, 22 Desember 2012)

8. http://ikamat.com/aku-masih-sangat-merindukanmu/

Leave a comment