Karena Aku Ingin Menjadi Penyair Untuk Kamu

:Rika

Karena aku ingin menjadi penyair,
angin bisa saja menangis dengan air hujan yang dirintikkannya ke segala arah sehingga ada basah yang tergenang dan terkenang sewaktu aku berjalan menuju rumahmu.

Karena aku ingin menjadi penyair,
awan bisa saja menyembunyikan matahari agar hilang bayang yang mengikuti langkah kakimu
biar ada aku saja yang berjalan di sisimu.

Karena aku ingin menjadi penyair,
langit bisa saja meluas tanpa batas tanpa ujung yang jelas sehingga senantiasa sedia menampung segala rahasia dan duka yang belum rampung menjadi kata-kata.

(STAR 1119. HOME, 10062019, 18.11)

Cintaku adalah Bunga yang Tak Akan Layu

:Rika

Sebelum langkahmu tiba di rumah setelah lebaran
telah kubukan pintu hatiku selebar-lebarnya; kupersilakan kamu masuk kapan saja, tanpa perlu ketukan,
cukup katakan dan rasakan bahwa kamu benar-benar berbahagia.

Sayangku, senyuman yang mekar pada wajahmu telah menjauhkan diriku dari mimpi
sehingga mata terpejam sedikit lebih lama di malam hari
semakin dekat dengan kenyataan untuk bersama dirimu yang terang-terangan mencintaiku seperti
matahari yang memekarkan bunga-bunga sepanjang hari.

(STAR 1118. HOME, 09062019, 18.01)

Pulang ke Rumah

:Rika

Apakah kamu ingin memulangkan kenangan dengan indah?

Pulang ke rumah adalah mengulang ingatan yang telah berjalan jauh di jalan kenangan, setelah sering singgah di banyak tempat
asing, agar tidak lupa kepada yang pertama
memberi keteduhan dan kerindangan yang sangat layak.

Apakah kamu ingin memanjangkan kesenangan yang singgah?

Pulang ke rumah adalah memajang tingkah masa kecil yang suka usil di dinding yang berulang menahan kepergian, yang membagi-bagikan ruang permainan untuk bersama-sama melengkapi kebahagian sepenuh hati.

(STAR 1063. HOME, 03032019, 20.16)

Aku Ingin Mencintaimu dengan Puisi yang Barangkali

:my future princess

Barangkali kita sudah bertemu di sebuah puisi
Mungkin kata-kata telah menyapa mata kita dengan beberapa kenangan dari hati

Mungkin kata-kata telah menyapa kita dengan beberapa tanda tanya yang kadang-kadang terbalik menjadi mata kail untuk memancing jawaban-jawaban muskil tentang perasaan yang berenang di dalam kolam mata.

(STAR 1038. HOME, 23062018, 17.28)

Kenangan Berloncatan di Hamparan Waktu, Ingin Segera Terbang Sebagai Kunang-Kunang yang Menuju Rumahmu

:my future princess

Malam semakin larut dalam secangkir kopi hitam
yang membuatku betah berjaga sambil mendengar
ledakan-ledakan rindu dari dadaku.

Sunyi telah menjauh sejak sajak-sajak itu menyentuh kembali rahasia waktu pada tubuhku,
terdengar letupan-letupan perasaan yang merdu.

Pada segala gejolak rasa yang segera berakhir
ada kehendak takdir untuk memulai percakapan lain dengan ribuan kata yang berserakan di luar kepala,
yang sedang menjadi puisi cinta di rerimbun cahaya rembulan.

Kenangan berloncatan di hamparan waktu, ingin segera terbang sebagai kunang-kunang yang menuju rumahmu. Ingin segera menyalakan kerinduanku.

(STAR 1037. HOME, 21062018, 19.45)

Hana Këber?

: I. S.

Apa kabarmu ketika embun bergelayut dari ujung daun, melepas kesejukan dengan perlahan-lahan
ke dalam matamu yang merindukan cahaya pagi?

Apakah kabut pagi selalu ingin menyelimuti kota dinginmu?

Apakah ada rindu yang pergi dari mimpi?
Percayalah, kerinduan pasti kembali, ia tak akan lumpuh di tengah jalan yang ditempuh dengan kepastian hati, sebab ia tidak ingin mekar di tempat lain.

Apa kabarmu ketika muka danau itu berkilau setelah bersedia menerima sinar yang terpapar dari tawar matamu?

Semoga senantiasa ada kebahagian pada senyummu yang mengabadikan waktu.

(STAR 1036. HOME, 20062018, 02.20)

Mohon Maaf Lahir dan Batin

: I. S.

Kutuliskan ucapan pada hari kemenangan
Dengan lembaran-lembaran kehidupan baru dan haru setelah ramadhan berlalu
Semoga di hari lebaran dan liburan ini kamu bisa memaafkan cinta kekanak-kanakan yang tak bisa kulekaskan, yang tak bisa kulepaskan dari hatiku.

(STAR 1035. HOME, 19062018, 01.27)

Hari yang Pagi, Matahari Belum Meninggi dan Tidak Ditemukannya Kesedihan pada Daun-Daun yang Jatuh ke Dalam Pelukan Bumi

dia melukis gerimis pagi
setelah berjalan-jalan sebagai turis di kotanya sendiri

kemarin lukisan hujannya dicuri perempuan lain, menjadi tangisan yang ingin diabadikan

sesungguhnya yang abadi bukan langit dan tangisannya yang lekas, tapi perasaan yang membekas yang tak mampu diperas waktu.

(STAR 1033. HOME, 17062018, 19.35)

Kamu Melukis Gerimis Sore Hari Sebagai Daun-Daun yang Jatuh, yang Ingin Tumbuh Kembali Menjadi Pohon yang Teduh

Kita dipertemukan kata dalam kerinduan yang sama, di puisi ini,
Dan di luar senja menunggu, kita bahagia meskipun tidak bisa keluar dari himpitan waktu.

Hujan mengantarkan sarat kenangan dalam surat-surat beralamat singkat, langkah-langkah kakinya sampai di halaman rumah, alangkah basah rinainya, buru-buru menyampaikan kerinduanku padamu sebelum menjadi resapan tanah atau genangan rendah.

(STAR 1032. HOME, 17062018, 02.50)

Apakah Salah Mataku yang Betah Berjaga di Depan Matamu?

:my future princess

Keanggunan malam ada pada rembulan meskipun cahayanya tak seterang wajahmu yang membangunkan pagi.

Kemegahan malam ada pada gemintang meskipun kerlip sinarnya tak secemerlang matamu yang menerangi kegundahan hati.

(STAR 1031. HOME, 12062018, 17.27)

Madrasah Yusufiyah

Sajakku bukan lagi sajak anggur atau rembulan
Ketika kata-kata berpijak di tanah Ottoman
Sebab kutemukan kesedihan raga dan kegembiraan jiwa di madrasah yusufiyah: penjara yang beraroma surga.

Tangisan bayi yang pecah ketika berpisah dengan ibunda yang berjalan memasuki madrasah yusufiyah
Tangisan ini yang memenuhi ruangan pikiran kita ketika membaca cerita yang disamarkan kenyataannya

Berbahagialah bayi-bayi yang memulai kehidupan sucinya di madrasah yusufiyah, masih berbahagia di sekolah pertama bersama ibu tercinta

Tapi apa yang bisa kita katakan pada ribuan bayi lainnya yang hilang kasih sayang orang tua karena kebencian penguasa?

Anak-anak dibesarkan dengan keinginan-keinginan untuk berjalan di tanah kelahiran sendiri meskipun langkah-langkah kaki mereka dipaksa menjauh ke tanah asing yang menawarkan kebebasan…….

(STAR 1030. HOME, 12062018, 03.27)

Jingga yang Sempurna dan Beberapa Patah Cinta

: I. S.

Pikiran yang mengembara di sore hari
menemukan perasaan yang membara di ujung senja, nyala merah yang merekah jingga; paduan warna sempurna untuk mata yang sedang jatuh cinta.

Kata-kata yang terperangkap bersama perasaan bisa saja keluar dari kurungan kenangan sebentar, bermain bebas di luar ingatan, menjadi kanak-kanak lagi yang belum diberikan beban makna oleh pikiran, sebelum menjadi bagian dari sajak yang menuliskan keasingan rasa, keheningan cinta.

Menjadi sebuah kata adalah berani menerima segala kemungkinan yang akan ditambahkan, seperti berbagai awalan dan akhiran, seperti memiliki makna yang bisa disempitkan atau diluaskan oleh pikiran, dan harus siap bergiat aktif atau bersifat pasif.

Beberapa kata yang telah patah
yang sudah pasrah berpisah dari jalan cerita
Tidak berkata apa-apa pada cinta yang bertahan sampai menemukan akhir takdir.

Senja mengajak kita bersajak tentang warna langit yang menua karena pudarnya cahaya,
tentang kisah cinta yang sempurna karena berwarna cerah, merekah bahagia.

Dan hanya kutuliskan nama kamu yang bercahaya.

(STAR 1029. HOME, 11062018, 06.13)

Telah Terbiasa Kata-Kata Menelaah Jejak yang Tertinggal Pada Sebuah Sajak Sehingga Semua Cinta Bermula Pada Segalanya Kita

: I. S.

Jika cinta adalah melupakan percakapan yang menghempaskan kata ke kedalaman rasa, maka telah sia-sia kita mendengar debar perasaan yang pertama kali menggetarkan hati.

Setidaknya aku bisa bersajak tentang kehilangan dengan menemukan kata-kata lama yang bisa menjadi jejak-jejak baru untuk yang akan tersesat dalam menemukan jalan untuk melupakan perasaan.

Melupakan hanyalah sekedar berjalan ke lain arah, yang terkadang semakin susah ditempuh dengan cara-cara biasa. Harus menemukan tempat penampungan akhir di luar ingatan. Kemudian menjadi tua. Meninggalkan keinginan untuk kembali berjalan. Tak beranjak meskipun kenangan akan datang mengajak.

Jika cinta adalah demikian, maka telah sia-sia kulupakan. Karena suara-suara yang bergetar pada pertemuan mata, debar perasaan pada percakapan itu, telah membuatku berani berpuisi, bernyanyi bagi kesunyianmu.

(STAR 1028. HOME, 10062018, 21.52)

Cinta Hanyalah Satu Kata yang Tergelincir dari Bibir Penyair Ketika Ia Bersuara Tentang Kamu

Seumpama kita yang berbahasa
Kata-kata juga bersuara jika dituliskan dengan nyata, tidak hanya tumbuh dalam kesunyian tubuh.

Cinta hanyalah salah satu kata yang tidak ingin kita ucapkan pada setiap pertemuan mata dengan kebencian yang selalu ada, padahal penerimaan kepada hal-hal yang tidak kita suka adalah berkah yang mudah tercurah,
Kebencian juga bisa berubah.

(STAR 1027. HOME, 10062018, 14.13)

Tujuh Juni 2018

: I. S.

Debar dalam dada yang kupinjam dari gemuruh udara siang itu belum bisa meredam, getar pada kata-kata belum juga padam ketika puisi ini kutuliskan.

Karena kita menempuh perjalanan dari hati masing-masing
Cinta bisa berlabuh dari jauh
atau mendarat pada tempat terdekat.

Dan biarkan kata-kata seluruhnya tumbuh liar di puisi ini
Karena pemahaman adalah salah satu pepohonan di hutan pikiran tak bertepi.

(STAR 1026. HOME, 10062018, 03.34)

Seribu Puisi

setelah seribu puisi
masih adakah kata-kata yang berisi
atau yang menyimpan kekosongan diri?

setelah seribu puisi
ada seribu satu puisi
dan angka-angka berikutnya berlanjut
selama rahasia kata-kata penyair masih berdenyut

setelah seribu puisi
semoga mata kita dan mata kata dipertemukan kembali
oleh takdir penyair ini.

(STAR 1000, HOME, 27062017, 00.14)

Malam Lebaran

Kau nyalakan petasan sebagai hiburan
setahun sekali
dalam malam yang ramai dengan letupan perasaan
yang berlibur dari sepi

Kau meminta tanganku untuk menyalakan sebatang kembang api
setelah gagal membakar kenangan pada pesan ucapan lebaran dari mantan hati

Dan hatiku mengerti, tanganku memberi api
Kemudian kau bertepuk tangan
dengan kegembiraan yang kekanak-kanakan
sambil tersenyum menerangi
perasaan yang kusembunyikan
di hati

(STAR 999, HOME, 25062017, 22.35)

Menepis Gerimis Dengan Kenangan (3)

apakah perbedaan antara kehilangan dan kenangan?
mata Dia membaca guratan peristiwa pada suatu waktu;
gedung-gedung menjulang tinggi
burung-burung terbang pergi
tak pernah singgah di sini
hinggap di jemari pohon hutan yang sedang memohon pada ketinggian kota buatan
agar mengembalikan sarang-sarang pada temannya yang ditebang
supaya ada rumah singgah untuk mereka yang berpetualang menjelajah angkasa
tanpa pernah meminta-minta pada manusia kota.
ditebang, terbanglah!
jangan biarkan kenangan pada sebuah rumah menghilang,
kenangan dibawa pergi dalam ingatan.
kehilangan bisa diganti dalam perjalanan.

apakah persamaan antara Perempuan dan hujan?
Perempuan ingin ada tangan ketiga yang memegang payung di sampingnya
karena kedua tangannya sudah penuh dengan muatan perasaan
Perempuan tak ingin sendirian dan
hujan juga tak ingin sendirian.

(STAR 998, HOME, 19062017, 22.16)

Menepis Gerimis Dengan Kenangan (2)

Perempuan dan Dia suka hujan meskipun belum pernah berjalan bersama-sama di hari hujan.
mereka juga enggan mengungkapkan perasaan berlebihan pada hujan.
mereka cinta pada hujan dengan masing-masing pemahaman pada waktu tertentu.

cinta tumbuh sebelum dan sesudah hujan, antara mulai dan jeda rinai
hujan yang ramai-ramai menyiram seperdu bunga kenangan
pada kepala dia yang putih warnanya
karena ingatan ingin kembali bersih
ingin menjadi suci
ingin lupa kalau pernah merindukan Perempuan yang rambutnya hitam legam.

pemahaman Perempuan pada cinta lebih sederhana dari pertanyaan: apakah kamu bisa mencintai hujan yang selalu sama?

Dia selalu berkata tentang perasaan
tentang cinta yang katanya adalah persahabatan
antara dua hal asing yang saling kenal.

Dia dan Perempuan akan segera menemukan cinta pada hujan. Kapan?

(STAR 997, HOME, 19062017, 18.24)

Kepada Mata yang Menerima Cahaya Pertama dari Matamu

:my future princess

Kepada mata siapa
Langit senja berkaca
Dengan warna jingganya?

Mata yang pernah terluka, salah meraba perasaan?
Mata yang telah berduka, gelisah membaca kenyataan?

Mata yang sudah lama menerima cahaya,
Alangkah megahnya penerimaan yang diteruskan dengan pemahaman yang benar pada sekitarnya
bahwa suatu penglihatan pada keindahan semesta tak pernah sia-sia, selalu menjadi pesona ingatan
Selama-lamanya.

(STAR 996, HOME, 19062017, 13.31)