wajah rembulan tinggal separuh
terlihat dari mata bumi
yang mulai rabun sebab diselubungi
kabut-kabut kerinduan pada langit tertinggi
(STAR 572, Akyurt, 27072012, 22.10)
wajah rembulan tinggal separuh
terlihat dari mata bumi
yang mulai rabun sebab diselubungi
kabut-kabut kerinduan pada langit tertinggi
(STAR 572, Akyurt, 27072012, 22.10)
: my future princess
biarkan aku saja
yang mengetuk-ngetuk jendela
di kelopak matamu ketika
ia kau tutup dari lirikan-lirikan mereka.
(STAR 571, Hasköy, 26072012, 17.04)
terik matahari siang ini membakar keresahan
yang terlanjur lelah
dan singgah
di dada bermusim
kemarau panjang ini
nyalanya terlalu berkobar
menggelisahkan kerinduan-kerinduan
yang tak kunjung padam…….
(STAR 570, Hasköy, 26072012, 16.07)
: SeuLanga
aku ingin selalu
memekarkan keindahan kata-kata
yang bertahun-tahun lamanya
menguncupkan berpucuk-pucuk tunas kesetian
dalam sajak-sajakku.
aku ingin selalu
memaknai kamu tanpa
melupakan pertemuan di sore itu
yang pertama kalinya mendenyutkan
nadi persahabatan kita.
aku ingin selalu
mengenang sebuah kebersamaan
yang jauh dan telah lama dipisahkan
jarak yang tak lelah-lelahnya merentangkan
tangan hijaunya demi
menjaga pucuk persahabatan kita
hingga berbuah semestinya.
(STAR 569, Botanik Park, 25072012, 23.39)
asap dari dapur ibu
mengepulkan aroma kerinduanku.
***
sepiring nasi berlauk ikan goreng
menggugah rasa lapar dan
kriuk kerupuk mencampur adukkan
kelezatan ayam sambal
dengan rinduku
yang belum jua habis kusantap.
(STAR 568, Perçin Evi, 21072012, 02.26)
entah hati siapa
yang disayat pisau dapur
sepagi ini.
potongan hati berkeringat panas
dan menghirup aroma pedas
dalam wajan itu.
mungkin ia iri
sebab tak seputih nasi.
barangkali ia juga kesal
sebab nasi tak dilukai pisau.
ah, bagaimanapun juga
mereka tetap bernasib sama
ketika saling bertemu di piringku.
(STAR 567, Perçin Evi, 20072012, 04.26)
pagi ini
rumah itu berjendela seribu.
***
telah kubangun sebuah rumah sederhana
dengan berbongkah kata
yang menyusun makna berbatas cakrawala pena.
***
hanya ada satu pintu
yang selalu terbuka tanpa beda
dan ada ratusan jendela tak serupa;
merayu matamu masuk ke berbagai dunia.
(STAR 566, Perçin Evi, 20072012, 04.02)
mungkin kau mengeja kata-kata
di sajakku sebagai rayu,
ah kedua matamu masih saja terlalu buru;
tak sempat melirik sepotong makna
yang berlutut di hadapanmu
seraya berujar lirih:
“tak kan kubiarkan kau layu
sebab aku hanya cinta padamu.”
(STAR 565, Perçin Evi, 16072012, 15.56)
derai-derai cemburu berlalu
tanpa sempat berhembus ke sini
tak lagi merapuhkan aku…..
(STAR 564, Bus 427, 13072012, 19.23)
sejak kapan sajak
ini sesejuk semilir pegunungan,
padahal aku tak pernah menghembuskan
angin apapun……..
barangkali sajak ini
sesejuk hembusan itu
sejak bertemu matamu <titik>
(STAR 563, Aydınlıkevler, 11072012, 19.53)
/1/
Ran, aku mengagumimu tanpa berlebihan. tak lebih dari rasa takjub embun pada daun itu. setia menampung kesejukannya setiap pagi. tanpa berkata apa-apa…..
/2/
Ran, aku ingin mengagumimu seperti saat ini saja. ketika aku memintal katakata sebagai kehangatan makna untuk menyelimuti dinginnya aku tanpa kamu. sebab aku khawatir dan bertanya-tanya tentang cuaca di hatimu. apakah di sana bermusim dingin juga? masih hangatkah nyala api persahabatan kita?
/3/
Ran, tidak kudengar desauan angin dari kotamu. meskipun dedaunan pohon Çınar itu masih berguguran. masih menguning dan dipetik angin yang entah berhembus dari mana……
/4/
Ran, biar dedaunan itu luruh sebelum angin membawa kabar dari kotamu. aku masih tetap mengagumimu seperti ini saja……
(SeuLanga 46. Aydınlıkevler, 11072012, 16.04)
tak akan kubiarkan kau kesepian
termenung di depan jendela petang,
kan kuhembuskan kesejukan sajak
yang maknanya telah semerbak;
berbaur keharuman mawar di kotamu….
(STAR 562, Aydınlıkevler, 10072012, 18.12)
Sore ini di Ankara, rinduku menjelma perahu……….
Saya bergegas ke kampus hanya untuk mengantar suara kerinduanku ke telinga-telinga keluarga di rumah nun jauh di sana. Namun tak semuanya sampai ke sana. Si koneksi menjadi gelombang badai di tengah lautan maya. Alhasil perahu rinduku tak sempat menurunkan semua muatannya di dermaga keluarga.
Mendengar suara-suara mereka saja sudah cukup untuk meyakinkan diri sendiri, bahwa aku baik-baik saja di sini. Masih banyak nikmat yang patut disyukuri karena kehadiran mereka di sana. Yang setia mendengar kata-kata saya. Yang setia menjadi embun pagi di hati saya.Yang selalu setia menunggu kedatangan perahu rindu saya.
(CaRing 6. METU, 06072012, 16.49)
…….
dan aku mengakar di pekarangan rumahmu. berharap tumbuh jadi beringin. biar teduh pandanganmu.
……..
(STAR 561, Perçin Evi, 04072012, 00.45)
biar getar ujarnya
biar menyala-nyala binarnya
aku tak gentar !
(STAR 560, Perçin Evi, 04072012, 00.33)
kita masih menyalakan kebersamaan
yang hangat
di pucuk perpisahan itu.
seketika tergenang waktu yang singkat
namun memikat separuh ingatanku
yang tumpah ruah di ujung jalan itu:
mengenang k i t a.
***
mungkin esok hari aku akan
berbisik ketika membuka jendela pagi:
“kalian lebih setia
dari si embun di ujung daun itu;
masih menyejukkan mata pagi
sekalipun di pucuk perpisahan”
***
kudekap nyala kebersamaan itu
tak kubiarkan ia padam
supaya mengunggun dalam ingatan.
“selamat jalan……….”
(STAR 559, Perçin Evi, 02072012, 23.35)
: SeuLanga
kutabur benih-benih doa bersulur asa
sehingga tak terpetik gelisah
di pucuk malammu nanti
meskipun kau lelah
atau menyerah pada hari tadi.
jangan bersedih
sewaktu telaga matamu memantulkan resah
tak berbinar cerah,
pandanglah ke langit malam;
doaku telah menjelma berjuta gemintang
yang bertaburan dan sebentar lagi
kerlipnya akan jatuh ke telaga matamu.
(STAR 558, Perçin Evi, 01072012, 16.13)
di penghujung musim dingin
dinding rumah itu masih menggigil
sebab kehilangan penghuni
serta nyala perapian dipadamkan
oleh sepi yang berhembus sendiri…….
ia bertanya
pada angin yang mematut diri
di depan jendela kaca:
apakah si penghuni ikut mengembara bersamanya?
tetapi angin membisu,
meskipun mendesau dari jauh
bibirnya tak terpantul di jendela kaca itu.
(STAR 557. Ulus, 30062012, 17.08)
"Keteduhan Rindu di Setiap Musim"
RoWiSe's blog
- dibuat bagi para pecinta puisi -
Ketika Kata Harus Tersambung
Selamat Datang! Rasakan Sensasi Pena Beraksara dengan Cita Rasa Sensasional
Sedikit Komentar Jujur dan Pribadi
hari ini adalah benang merah masa depan
Aktual Tajam
My words, my stories, my perspectives, toward the world
The beautiful picture of angels makes you happy.
Children's Book Reviews
dahlaniskan.wordpress.com
Pusat Dokumentasi Sastra Koran Indonesia
Kumpulan Sastra Klasik Dunia
saya menulis sebab sering diserang perasaan ingin berada di sini, di sana, dan di mana-mana sekaligus.
Sinergi Musik dan Sastra
Puisi Berbisik
Puisi untuk Dunia
sweet and hot as always
Because I'm not protected
cerita berlagu, lagu bercerita
★|@bintangbumoe|♡Apakah kamu bisa mencintai langit yang berganti warna seperti aku mencintai hujan yang selalu sama?♡|bintangbumoe90@gmail.com|★
saat saya dan aku menjadi dua kata yang berbeda makna
Menghadap Tepat ke Luas Laut Hatimu
Rembulan Menangis
Puisi, cerpen, catatan perjalanan
kulihat seorang perempuan tua, mungkin itu ibu, yang mengutukmu untuk tak kembali pada jalan puisi...
Bertolak Dari Yang Ada
Semua tentang Seno Gumira Ajidarma (SGA). Blog ini disusun oleh anggota mailing list SenoGumiraAjidarma@yahoogroups pada tahun 2007. Untuk para pendiri dan (mantan) admin yang kangen, ditunggu kabarnya melalui email sukab2019@gmail.com
Saatnya tinta bersuara lebih lantang dari suara senjata
Anak-Anak Kata Yang Santun Pada Ihwal
arsip cerita pendek kompas minggu
Arsip Puisi Mingguan Kompas Terbaru