Tiada Batasnya Antara Rindu Perasaan dan Sedu Sedan

Seperti biasanya
Langit terbebas dari himpitan perasaan meskipun matahari terjepit di antara dua bukit yang berjalan itu.

Masih biasakah kabarmu? Semoga mata kamu terbiasa menyapa mata kata
yang suka bertanya perihal kesedihan yang gagal disembunyikan oleh senyuman.

Manisnya senyumanmu
mengiris perasaan yang dibesarkan waktu,
Selalu ada tempat buat yang berduka, di kelopak mata kata.
Selalu ada obat buat yang terluka, di sajak cinta kita.

😉

(STAR 988. Banda Aceh, 29122016, 23.48)

Biar Jadi Rahasia Antara Kita dan Kata Saja

:my future princess

Sayangku, aku punya kata-kata yang ingin berseru rindu
Maukah kau membacanya dari jauh dengan merdu?

“Ada jarak yang tak tertempuh sekarang, tapi aku akan bergerak sepenuhnya bersama waktu, dan kau tak perlu menebak lagi ke mana arah langkah kakiku
Sudah pasti menuju hatimu.

Diamnya suara merekam kebisuan kata yang belum menemukan kita,
jangan risau, kau adalah segala-galanya,
Aku hanya ingin duduk di beranda bersamamu, bercanda pada suatu senja, meluapkan masa muda kita
sehingga warna langit sempurna jingga.”

(STAR 987. Banda Aceh, 29122016, 19.18)

Dan Mata Seorang Penyair Telah Mengutukmu Menjadi Putri Tidur

Seperti langit sore ini yang bergerimis
Akan selalu ada yang menangis
demi menumpahkan cairan yang selalu magis; curahan perasaan yang terlalu mistis
karena cinta yang tertulis manis
dari takdir bibir lelaki
telah menjadi dongeng sebelum tidurnya para gadis pemimpi………

(STAR 986. Banda Aceh, 24122016, 22.13)

7 Desember 2016

Tuhan menegur kita yang kasar dengan bertutur sopan
dengan bahasa yang terkadang membentur lempengan bumi
yang membuatnya bergetar ketakutan
karena menahan beban dosa-dosa kita…..

Tuhan memberikan peringatan dengan goncangan yang meruntuhkan kesombongan kita
seperti bangunan bertingkat tinggi yang runtuh cepat menyentuh tanah, merendahkan diri……

(STAR 985. Banda Aceh, 23122016, 10.17)

Matamu Telah Menyihirku Menjadi Penyair

:my future princess

Masih adakah yang lebih bening dari tatapan mata yang memantulkan cinta?

Masih adakah yang lebih hening dari kecupan kata pada bibir penyair?

(STAR 984. Banda Aceh, 22122016, 23.49)

Jangan Risau Kalau Kau Belum Bisa Menyelam Kedalaman Kata-Kata yang Berbicara Tentang Cinta

Sepanjang jalan yang menanjak dan menikung ke puncak Simarjarunjung
Pepohonan yang hijau memulihkan mata yang letih dengan pemandangan kota
Dan perasaan yang bersedih sendirian telah tercebur ke dalam biru danau,
sudah melebur di kedalaman risau…..

Toba, seberapa dalam duka yang kau pendam?
Seberapa lama luka yang terbenam dalam mata danau?

(STAR 983. Medan, 16122016, 18.47)

Telaruga

Antara Binjai dan Wisma Garuda
aku ingin berteduh dari kesendirian;
jenuh yang membosankan,
penat yang melelahkan.

Dinginnya air sungai di Telaruga
menyeka duka yang mengalir tenang dalam air mata kehidupan, sejuknya angin yang membiarkan waktu berjalan dengan hembusan pelannya….

Pikiran ini ramai dengan berbagai andai
Yang masing berulangkali ingin pergi, yang masih barangkali ingin kembali
m e n c i n t a i m u sekali lagi.

(STAR 982. Medan, 12122016, 20.51)