Sajak untuk Dara-dara

Wahai dara-dara meutuah
Kau telah terjamah
disetubuhi oleh mata-mata,
hati kami lagi-lagi berzina

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu… (Q.S 7/26)”

Wahai dara-dara kota
Kau lupa berpijak di bumi fana
Berkiblat ke tanah Eropa
yang bertelanjang dada

“Katakanlah kepada wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya…… (Q.S 24/31)”

Wahai dara-dara sesat
Bakarlah pakaian-pakaian ketat
Basuhlah dosa-dosamu dengan taubat
Sebelum turun murka dan laknat

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai… (Q.S 66/8)”

(STAR 85. Yağmur Evi, 27082010, 06.50)

Pisang Jalanan

Ini bukan keajaiban, sungguh
Batang pisang telah tumbuh
di tengah-tengah
jalan yang kian lelah
Terinjak-injak kendaraan mewah

Jangan sentuh,
Biarkan batang pisang itu berbuah
kecewa dalam tandan amarah
Lalu hidangkan sesisir sebagai hadiah
untuk yang terhormat lagi meutuah :
Tuan Penguasa Seuramoe Mekah

(STAR 84. Yağmur Evi, 27082010, 05.51)

Sepotong Do’a

Dalam keremangan malam hamba hanya mencari ampunanMU, mengetuk pintu RahmatMU dengan sepotong do’a. Alhamdulillah, dan semoga saja cahaya “bintang” tak pernah pudar ditelan keelokan “purnama” 😀 (BLUE 5. Yağmur Evi, 27082010, 01.11)

Merekah

Cinta itu akan merekah, indah
Cinta itu akan merekah, merah
Cinta itu akan merekah, cerah
dan Cinta itu hanya MEREKAH dalam p-e-r-s-a-h-a-b-a-t-a-n 😀 (STAR 82. Yağmur Evi, 23082010, 06.41)

Sunny

Hey, I meet you again. Damn,, you’re still HOT enough!!! 😦 But, calm down, I won’t blame on you coz today is my birthday 😀 You’re still the one who witnessed my first cry in this cruel world. Don’t say that you’ve also forgotten it, like the others 😦 (BLUE 3. 20th August 2010, 15.28)

Padam

Aku bersyukur kepada Pemilikmu hai gemintang karena aku masih dapat memandangmu dalam keadaan “berkepala dua”. Aku tidak mau (tidak pernah) meniup lilin kue ulang tahun, tapi aku mau meniupmu. Mungkinkah kau akan padam seperti hati mereka yang lupa dengan hari kelahiranku? (BLUE 2. Ankara, 20082010, 12.39)

Pohon Persahabatan

Kuikuti jejak-jejak usang itu. Yang telah lama tertinggal dalam aliran waktu. Yang belum tertelan oleh mimpi-mimpiku. Kembali aku menyusurinya dengan selaksa rindu.

Jejak-jejak usang itu menuntunku ke dalam taman hatimu. Aku takjub. Ada yang berbeda. Sungguh. Aku melihat beberapa pohon persahabatan yang berdiri kokoh disana, dikelilingi oleh bunga-bunga ketulusan. Dan ada pahatan namaku di salah satu batang pohon. Pohon itu sangat rindang dan teduh, menaungi asa-asa yang dihembuskan dari munajat-munajatku. Pohon itu selalu bersemi di dalam taman hatimu.

Aku mendekat. Aku menemukanmu di sana. Kau sedang tersenyum sambil menatap pepohonan yang telah kau tanam dengan benih-benih pengorbanan. Rupanya kau sangat bahagia. Pepohonan itu sangat berharga bagimu, lebih berharga dari mahkota indahmu, mungkin kau telah merelakan separuh jiwamu tumbuh bersama mereka.

Ternyata jejak-jejak usang itu masih ada sampai detik ini karena selalu diterangi oleh cahaya cintamu. Ya, cinta. Cahaya cinta itu juga terpancar dari pohon persahabatn yang terpahat namaku disana.

“Cinta dalam persahabatan itu ABADI walaupun tak seabadi cinta kita kepadaNYA. Terima kasih Sahabat karena kau telah menumbuhkan pepohonan persahabatanmu dengan cahaya cinta”.

(Seulanga 14. Yağmur Evi, 16082010, 16.19)

Sajak-Sajakmu

Sajak-sajakmu beda
Karena
selalu mengisi cawan rinduku

Sajak-sajakmu beda
Karena
selalu mengalun dalam debaran hatiku

Sajak-sajakmu beda
Karena
selalu menyejukkan tetesan munajatku

Sajak-sajakmu beda
Karena
selalu menerangi jejak asaku

Sajak-sajakmu beda karena selalu memantulkan sesuatu yang sedang terapung di telaga hatimu……

(STAR 81. Yağmur Evi, 15082010, 17.57)

Marhaban Ya Ramadhan

Ia telah datang kawan
Mari kita sambut dengan senyuman

Ia bukan sembarang bulan
Karena diselimuti keberkahan

Ia dirindukan oleh jutaan insan
Karena membuka pintu ampunan

Ia diturunkan oleh Ar-Rahman
Dalam butir-butir kebaikan

Ia bernama Ramadhan
Suci, Indah, tak ada bandingan

Marhaban Ya Ramadhan !!

(STAR 80. Ankara, 1 Ramadhan 1431 H)

Dear Ibunda (1)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 🙂

Kepada seorang Ibu yang selalu menitikkan air mata do’anya untuk kelima buah hatinya.

Dear Ibunda Tercinta, 😀
Ananda hanya mampu berdo’a kepada Yang Maha Mendengar, semoga Dia memberi lindungan dan kesehatan kepada Ibunda, Ayahanda, Abang, Adik-adik dan keluarga kita semua.
Alhamdulillah, Ananda masih dianugerahi kesehatan dan kesempatan untuk mengucapkan “Marhaban Ya Ramadhan”, Semoga Allah menerima ibadah puasa kita.

Dear Ibunda,
Maafkan anakmu ini karena ia tidak bisa menghapus air mata rindumu pada hari Meugang ini. :(. Tadi Ananda sudah mendengar suara Ibunda yang menyebut-nyebut nama Ananda, tetapi suara Ananda tidak terdengar kesana. Kesal 😦 . Headset Warnet itu rusak!! Bayarnya tetap mahal !! Tetapi Ananda tidak berani mengeluh lagi. Karena Ibunda pernah bilang kalau keluhan itu sia-sia, tidak menyelesaikan masalah.

Dear Ibunda, 😀
Alhamdulillah Ananda masih cukup kuat untuk berjalan di jembatan impian pilihan sendiri ini. Walaupun angin kerinduan sempat mengoyahkan langkah kaki, Ananda masih bisa berpegang pada tali kesabaran. 🙂 Ibunda tak perlu terlalu mencemaskan langkah kaki ini dalam mengejar cita. Karena do’a dan restu Ibunda selalu melindungi Ananda.

Dear Ibunda, 😀
Ini adalah Meugang kedua tanpa kehadiran Ananda di tengah-tengah keluarga. Ananda tidak sedih dan tidak mengalirkan air mata. Karena ini adalah pilihan Ananda sendiri. Jadi, Jangan bersedih hati ya, Ibunda. Walau bagaimanapun, Ananda tetap bahagia karena masih memiliki Cinta dari seorang Ibunda 🙂

Dear Ibunda, 😀
Sampai detik ini, Ananda masih belum bisa membalas semua kebaikan dan kasih sayang Ibunda yang seperti cahaya mentari itu. Selalu menyinari asa Ananda di negeri ini.

Wasallam.

Aku Merindu Rindumu

Seulanga, pagi ini, aku mencari sebuah rindu di berandamu. Rindu yang mungkin tertanam dalam kata-katamu. Rindu yang mungkin kau sembunyikan di sela-sela keramaian berandamu.

Mungkinkah ada rindu, untukku?

Mungkinkah ada rindu di dalam bintang-bintang biru yang menghiasi berandamu, untukku?

Mungkinkah ada rindu walaupun hanya seteguk, untukku?

Ahh,
lagi-lagi rindu yang membuat daku kembali mengunjungi taman racun itu, secara sembunyi-sembunyi, tentunya melalui beranda seseorang yang meminjamkan kuncinya padaku. Aku takut jejak-jejak usangku tertinggal di berandamu, sampai-sampai aku tidak berani mengisi cawan rindumu. Biarlah ia dipenuhi oleh rindu-rindu mereka yang tidak pernah mengkhianatimu….

(Seulanga 13. Yağmur Evi, 08082010, 07.56)

Kepergian

Aku antar kalian
dengan do’aku, kawan

Bukanlah perpisahan
ia belum datang, kawan
Mungkinkah akan?

Ahh,
Kan kulambai keberangkatan
dengan sebuah harapan
Yang sedang tertawan
selaksa kecemasan

Akankah kalian
membawa pulang senyuman?

(STAR 79. Subayevleri, 06082010, 22.50)

Kehadiranmu

Bukanlah penantian
yang mengisi kehampaan
angan serta harapan

Bukan
jua diriku menahan
Rindu yang mengetuk pintu harapan

Ah,
Kehadiranmu perlahan
memendar di ruang kehampaan

(STAR 78. Altinpark, 04082010, 21.45)

Senja

Kau begitu indah. Aku menyukaimu senja. Ahh, tampaknya aku telah jatuh cinta padamu.

Senja, datanglah. Aku sedang duduk di sebuah bangku taman kota ini, ditemani sebungkus kuaci dan sebotol air putih. Aku menanti kehadiranmu. Datanglah.

Wahai senja. Katakanlah padaku. Apakah Seulanga juga mencintaimu? Apakah Seulanga juga menatap keindahanmu? Entahlah, aku menemukannya di wajahmu Senja…

(Seulanga 12. Altinpark, 04082010, 19.54)

Wajahmu

Tak kudapati wajah rembulan di hamparan langit malam ini. Hanya ada senyuman bintang yang masih setia menemani pandang. Ahh, lagi lagi aku menemukanmu di antara gemintang.

(Seulanga 11. Altinpark, 02082010, 21.47)

Malu

Aku malu
merindumu dalam bait-bait sajakku
Karena sajakku tak seindah hatimu

Aku malu
menyebutmu dalam munajat-munajatku
Karena munajatku tak seteguh asamu

Aku malu
menanammu dalam lembah hatiku
Karena hatiku tak sesuci cintamu

(STAR 77. Sençer Evi, 02082010, 14.26)

Pulang

Ketika
pesawat kau ajak terbang
mengitari langit petang

Aku masih disini, bimbang

Ketika
mesin berjalan yang kau tumpang
mulai memasuki gerbang

Aku masih disini, gamang

Dan
akhirnya kau pulang
kembali menjadi kembang

Tapi
aku masih disini, riang
sembari melempar senyuman ke bintang

(STAR 76. Sençer Evi, 02082010, 11.52)