Seusai Reda Rinai Hujan, Ada Jeda yang Menuai Kerinduan

:Rika

Lampu di ruangan bersinar, cahayanya memijar sampai ke lantai panggung yang menanggung beban kata-kata dari berbagai laporan di sebuah rapat yang jarang selesai cepat.

Hujan menyuarakan kerinduanku dari luar, padamu segalanya tercurahkan dengan lekas dengan berbekas, selamanya tertuliskan cinta yang sama
dari mulai gerimis sampai reda rinainya.

Sayangku, awan menebal di suatu ruang langit
mengekalkan apa yang dirasakan angin yang menggerakkannya.
Aku ingin mencintaimu dengan cinta yang tidak lelah mengarakkan awan supaya ada hujan dan keteduhan dalam kehidupanmu.

(STAR 1100. Banda Aceh, 29042019, 17.40)

Karena Cinta Bukan Tentang Siapa Yang Bertahan Lama

:Rika

Jemari kerinduan yang lebih perasa
meraba apa-apa yang bimbang karena sementaranya jauh bisa
menyentuh kecemasan lebih dekat, lebih lesat juga melepaskannya.

Karena kita hanya bisa memutar waktu dalam pikiran
kenangan tak seutuhnya terengkuh dengan ingatan.

Karena cinta bukan tentang siapa yang bertahan lama,
tapi yang bertahan setia memberikan kepastian yang bisa saja memerlukan waktu
yang membiakkan ragu di landai pemahaman,
yang meriakkan rindu di pantai penantian.

(STAR 1099. Banda Aceh, 28042019, 12.04)

Cinta Disajakkan Kata-kata

:Rika

Bagaimana cinta disajakkan kata-kata yang mengajak perasaan menemukanmu?

Tanpa setahu kita, kata-kata telah membaca beribu-ribu tanda pada perasaan
yang menyatakan cinta.

Puisi untukmu adalah serangkaian makna yang dirangkai kata untuk menyerbukkan cinta yang dimekarkan bunga perasaanku.

(STAR 1098. Banda Aceh, 27042019, 08.55)

Kına

:Rika

Nyala cahaya dari lampu yang ragu-ragu membedakan malam dengan siang
menyapa pagi di matamu yang lebih terang
karena semalam ada pesta; suara-suara yang mengundang
tarian indah dari lincah gerak tubuh dalam ramai kebahagiaanmu bersama orang-orang tersayang.

Pagi ini barangkali
menuliskan puisi adalah melupakan kata-kata yang tak berkejadian dalam kesedihan, hanya tak beralasan,
mengalirkan rindu dari perasaan yang tak berhulu.

(STAR 1097. Banda Aceh, 25042019, 10.10)

Tanpa Gula

:Rika

Ternyata kata-kata gemar menyamar dan berkenalan dengan samar kesedihan,
diajaknya menjadi kanak-kanak kembali yang tidak memerlukan banyak alasan
untuk sebuah kegembiraan berterusan.

Dalam kerinduanku
kamu adalah bagian dari rasa yang menyesap pada bibir cangkir
ketika ada senyap yang hampir mampir
yang terperangkap pada ketiadaan kata yang menyapa
seperti biasa, dengan basa-basi sederhana tapi bermakna.

Sayangku, meskipun tanpa gula
Manisnya kata menetap di hati karena kamu ada.

(STAR 1096. Banda Aceh, 23042019, 19.05)

Salam Cinta

:Rika

Pada perjalanan itu katamu
perasaan terlanjur jujur mengatakan ada aku
di hatimu.

Salam cinta juga dari kami
kepada taman yang bunga-bunganya dimekarkan cinta matahari
seperti wajahmu yang berseri-seri
yang direkahkan cinta sejati.

Waktu tidak menahanmu lama-lama di labirin Taman Nusantara yang menyimpan putaran rahasia perdu
yang rimbun seperti rinduku.

Apakah ada yang mengalun dari partitur udara dan langit biru di alun-alun kota Cianjur?
Seumpama cinta yang dibunyikan dari tiupan angin yang bernada gemerisik dedaunan
dari hutan-hutan jauh
menyanyikan lagu kerinduan musim pada pergantian cuaca yang menumbuhkan.

Selamat menempuh perjalanan,
dan kamu tahu bahwa kita tetap pulang pada cinta yang sama.

(STAR 1095. Banda Aceh, 22042019, 18.05)

Pada Ombak yang Mengantar Debar Laut, Ada Cinta Kita

:Rika

Angin meredam kecemasan pasir karena cahaya belum sepenuhnya hadir
ketika jejak-jejak kaki membekas pada tubuh rapuhnya

Aku berpelesir di tepi pantai sampai kudapati ada yang berbisik:
mencintaimu seperti melerai percakapan ombak dengan bibir pantai, tak ada yang ingin mengalah, tak berkesudahan,
tak ada yang bisa menghalanginya.

Karena waktu tak pernah mengada-ada
Mungkin ada kesedihan yang belum diurai
meskipun ia telah berlalu dan sampai pada lengang udara sebelum membadai
yang ragu-ragu menunggu.

(STAR 1094. Banda Aceh, 20042019, 15.19)

Bagaimana Cara Menuliskan Kerinduan

:Rika

1. Temukan satu kata yang paling rindu,
2. alirkan ia dari hulu perasaan,
3. biarkan ia lekas hanyut dalam deras arusnya,
4. munculkan ia ke permukaan pikiran ketika tiba di muara,
5. masukkan ia dalam rangkaian tulisan,
6. antarkan ia ke hadapan perasaan orang yang kamu sayang.

(STAR 1093. Banda Aceh, 18042019, 12.30)

Memilihmu

:Rika

Jari-jari matahari tak memilih yang mana embun rapuh yang mana embun teguh setia
ketika mereka bertahan di ujung rerumputan,
semuanya akan disentuhnya tanpa membeda-bedakan siapa yang duluan menyapa pagi.

Hidup memilih satu dari sekian pilihan yang ditentukan waktu
setelah memilah yang mana untuk aku, untuk kamu, atau semuanya untuk kita
kemudian menunggu perhitungannya,
hanya takdir yang tahu segalanya
yang dengan tenangnya berpihak pada sedikit atau banyaknya angka yang akan menang.

Dan aku selalu memilihmu tanpa menunggu pertanda-pertanda dari langit yang memasang cuaca tidak menentu
atau tanpa ragu-ragu berkoalisi dengan waktu yang menawarkan sekian pilihan yang selalu ada nama kamu
sebagai calon istriku.

(STAR 1092. Banda Aceh, 17042019, 10.42)

Semua Kata Bermakna Karena Kamu

:Rika

mata Sore berkaca-kaca melihat Senja yang hampir ada, cahaya yang mampir dengan semburat jingganya

aku mengajak kata-kata bersajak
tentang cahaya, tentang segalanya kita yang menerangi hari
sebelum malam tiba dan kegelapan jatuh di atap bumi

apa kamu tahu kenapa langit suka mengubah warnanya?
tapi mata kita tetap mencintainya meskipun sebenarnya ia tak mengenakan warna apa-apa

sebelum bertemu kamu
kata-kataku memudar dalam bahasa umum yang sangat basi yang pucat pasi tanpa ekspresi,
sekarang lihatlah;
ada pelangi dari kata-kata yang melengkungkan senyum manismu
ada bertangkai-tangkai bunga dari kata-kata yang merangkai cinta dalam rekahnya perasaanmu

(STAR 1091. Banda Aceh, 15042019, 17.07)

Kukatakan Aku Mencintaimu

:Rika

Adakah kata yang lebih teduh selain kata cintamu?

Hujan dan perasaan yang tercurahkan bersama waktu yang sama dalam suatu rindu
telah mengubah langit pekat menjadi rekat cahaya yang melekatkan warna pada mata kita
yang paling menyentuh rasa yang saling jatuh cinta

Sungguh kita tidak kehilangan apa-apa
meskipun kesedihan datang tiba-tiba,
kebahagiaan tetap ada
menetap dalam diri yang seperti biasa akan segera lupa
pada alasan langit menurunkan hujannya

Sayangku, kita selalu pulang pada cinta yang sama

(STAR 1090. Banda Aceh, 14042019, 17.50)

Cinta adalah Langit yang Membentang Lapang yang Tidak Membuat Batasan Untuk Perasaanku yang Selalu Menemukanmu Pada Segala Warnanya

:Rika

Secangkir teh tanpa gula
Panasnya meluap di atas meja
Bersama cerlap cahaya
Membanjiri kata-kata yang sedang menuliskan cinta kita

(STAR 1089. Banda Aceh, 12042019, 15.18)

Pagi Menjelang Siang

:Rika

Ruangan terbuka, udara menyapa paling dalam karena menyelam ke ujung paru-paru
lalu keluar dari tubuh
dengan menyisakan rindu yang mengalir deras dari jantung ke seluruh ruang perasaan yang dipenuhi cinta;
cintanya aku kepadamu.

Pada permukaan matamu ada tulisan yang tak pernah selesai dibaca kata-kata yang sampai di sana,
tentang cinta yang bermekaran di segala cuaca
tentang kita yang sedang rindu dan mengerti bagaimana cara menunggu bersama waktu yang menyusun narasi yang bahagia.

(STAR 1088. Banda Aceh, 12042019, 10.33)

Bersama Kata, Selamanya Kita

:Rika

Pagi tak berhenti berdebar ketika perlahan-lahan matahari pergi meninggi
ke pucuk hari
dan melahirkan banyak bayang sebelum petang menjelang, menjadi malam

Banyak yang tergeletak di atas meja, cahaya yang luas memenuhi permukaannya,
kata-kata kerja berserakan di atasnya, kata-kata sifat seperti firasat yang dihembuskan bersama udara di ruangan ini,
menghangatkan kerinduanku padamu

(STAR 1087. Banda Aceh, 11042019, 09.50)

Hai

:Rika

Tak cukup satu kata untuk menyapamu
sedangkan banyak kata cinta yang berkeliaran di perasaanku

Tak cukup satu kalimat untuk menyematkan kerinduanku
sedangkan beberapa rangkaian katanya merekatkan tujuan surat cintaku padamu

Tak cukup satu paragraf untuk menuliskan epitaf kenanganku
sedangkan banyak kata masih akan terbaca pada perasaanku padamu

Tak cukup satu tulisan untuk mengisahkan kebersamaan kamu dan aku
sedangkan kata-kata tidak pernah selesai menguraikan makna cintaku padamu

(STAR 1086. Banda Aceh, 08042019, 14.16)

Kujatuhkan Cintaku Padamu

:Rika

Kata-kata terapung menuju senja
cahaya sore mengepung mata di beranda
yang bermula kerinduan ketika berhembus angin tiba-tiba
menyelami ujung paru-paru, menyalami waktu yang tak berhenti berdetak pada jantung yang tak pernah selesai mengalirkan cintamu pada sekujur sukma

Kata-kata lahir dan tumbuh di perasaan yang menguasai tubuh yang dibesarkan waktu
Pada jarak yang terbentang selalu ada kumpulan kata yang rindu
lalu menjelma sajak yang tegak berdiri mengiringi kepergian senja ke dalam malam yang tidak akan kesepian bersama kita; aku dan kamu
yang sedang jatuh cinta, yang memasang bulan dan terang bintang pada langit itu.

(STAR 1085. Banda Aceh, 07042019, 18.55)

Di Rumah Cantik

:Rika

Rinai hujan membasahkan lantai
sebagai tempat berkaca kata-kata yang berloncatan riang dari halaman buku yang terbuka
di pinggir taman, ada hijau rerumputan dan putih tangga, dan
sebuah lampu di dinding yang menunggu malam untuk menyalakan cahayanya

Barangkali kamu duduk di bangku yang berhadapan dengan batu-batu yang juga membaca ketenanganmu
ketika sedang hanyut dalam arus pemahaman kata yang tak henti-hentinya mengalirkan waktu dalam mengenal-Nya

Mungkin kamu tersengat rindu dan ingat aku
yang mendekat dengan kata-kata yang ingin berada di sampingmu
menyimak kajian yang menumbuhkan semangat baru

(STAR 1084. Banda Aceh, 05042019, 15.20)

Apakah Cinta yang Berkelana Bisa Memulangkan Rindunya dengan Cepat Seperti Lesatan Cahaya?

:Rika

Yang bersembunyi selama ini mendadak puisi
menjadi sajak yang membunyikan sunyi terpendam lama sebelum disapa cinta
yang berkehendak mengajak kata-kata bergerak menuju kamu
untuk menyempurnakan perasaan yang tak pernah cukup menutup galian waktu di masa lalu.

Kata-kata yang menerima cahaya dari matamu telah menyalakan hari di kota ini
Mereka kembali setelah menjauh menuju ujung waktu yang selalu sama ketika sia-sia terhitung segalanya rindu.

Sepanjang waktu yang terentang, sepanjang arus rindu yang membandang, aku mencintaimu dengan perasaan yang berterus terang.

(STAR 1083. Banda Aceh, 04042019, 10.29)

Berenang

:Rika

Berikan satu kata, kataku
Kamu bilang: berenang

Baiklah, kata-kata ingin mengajaknya menjadi sajak di siang hari ini
yang berbunyi:

“di tepi kolam ada bidadari yang belum mandi
tapi berkas-berkas cahaya mengitari parasnya yang
bergemerlapan dengan kecantikan yang menjernihkan seperti mata air

dia bergelimang cahaya
bersama orang-orang tersayang yang sedang berenang
pada kejernihan rasanya.”

(STAR 1082. Banda Aceh, 03042019, 14.11)

Tidak Perlu Menunggu Langit Berwarna Jingga untuk Menuliskan Cinta pada Tak Terhingga

:Rika

Orang-orang di rentang jarak berteduh dari terik siang yang menarik bayang-bayang dari diri
Mereka tidak ingin ada kenangan yang terbayang di bawah matahari yang terang mengamati

Ada yang disembunyikan orang-orang di hari kemarin
dan esok hari akan sia-sia melupakannya karena yang tersimpan adalah benih waktu
yang tentu saja akan tumbuh menjulang, bercabang ke masa depan

Tak ada yang kusembunyikan dari perasaan yang telah mengakar dan menjalar ke ruang hatimu

Kemarin aku mencintaimu
Hari ini aku sedang mencintaimu dengan lebih baik
Hari-hari selanjutnya aku akan mencintaimu dengan kesempurnaan cinta yang mencukupkan kekurangan kita.

(STAR 1081. Banda Aceh, 02042019, 11.55)