Ketika sang penguasa di negeri itu melakukan penangkapan besar-besaran,
Cintaku yang dulu pernah di sana tidak lari atau bersembunyi, malah ia semakin berani;
ingin menjadi angin dingin demi mencuri kehangatan tubuhmu!
Ketika sang penguasa di negeri itu membungkam media massa,
Cintaku yang dulu bersemi pada bunga tulip telah bermekaran dan menjadi puisi dalam koran kota kita:
tak ada suara yang melarang matamu untuk membacanya diam-diam dalam pikiran; di kedalaman perasaan.
(STAR 976. Banda Aceh, 23092016, 00.00)