Pergantian Angka Itu Bukan Pengurangan Sesuatu Melainkan Pertambahan Rasaku yang Semakin Mencintaimu

:Istriku

kertas-kertas masih menumpahkan segala warna
pada matamu yang menyimpan pertanyaan pada kejutannya
dan tidak ada yang disembunyikan kata-kata sebagai rahasia;
ini hanya hadiah yang berharga karena bagiku
kamu adalah lebih dari segalanya.

sebentar lagi malam akan menggerakkan jarum jam ke angka dua-tujuh di kalender usiamu
dan aku yang sudah maju dari angka itu
ingin menjadi yang pertama mengucapkan selamat;

“Selamat mengulang angka dan bulan kelahiran di tahun yang melahirkan cinta kita; Feyza.”

(STAR 1177. Sigli, 27112020, 00.00)

Belai Lembut pada Helai Rambut

:Istriku

Kata-kata juga mengandung kata lainnya;
beranak pinak hingga terkadang hilang di dalam ingatan senja
yang katamu berwarna jingga karena mata jatuh cinta kepadanya.

Sore memperjalankan rasa lain bersama hembusan angin
yang mungkin ingin menemani kita dalam buaian waktu
yang selalu menemukan kata bahagia pada kita bertiga.

(STAR 1176. Sigli, 03112020, 00.00)

Aku Mencintaimu Lebih Dari Itu

:Istriku

Pada puisi singkat ini
kata-kata seperti berat barangkali
karena berisi

Mereka menempuh perjalanan panjang pada tubuh yang kian butuh pendakian
dari satu kecupan ke sentuhan yang semakin mendebarkan perasaan.

Sayangku, apakah puisi ini juga terdengar merdu seperti suara ketukan rindu
si buah hati kita yang berbicara pada sentuhan cinta kita?

Sayangku, lelahmu tidak memudarkan senyumanmu
yang tabah membawanya ke segala tuju.

Aku semakin mencintaimu
lebih dari itu.

(STAR 1174. Sigli, 12092020, 00.00)

Yang Tidak Bisa Berhenti Berpuisi

:Istriku

mata kita hanya memberi batasan
pada garis biru yang memisahkan
langit dan lautan
yang padahal nyatanya mereka meluas membentang ke cakrawala seperti perasaan
atau kerinduan.

kita membicarakan angka-angka
yang menambah kekhawatiran pada kata positif dan sejumlah kata lain
yang mewabah menularkan kerinduan yang liar menjalar pada perasaan.

seperti kita pada senja yang bercahaya sederhana ini
pernah berpuisi karena kata-kata yang rindu dan ingin bertemu lagi,
dan sekarang kita duduk berdua di cafe teras pelangi ini
dan tetap ada kata-kata yang menjadi puisi.

aku mencintaimu; istri yang memberi arti lebih pada kata lelaki sehingga menjadi suami
yang tidak bisa berhenti berpuisi.

(STAR 1173. Sigli, 27062020, 18.20)

Hanya Ada Kamu

:Istriku

hanya ada kamu, Sayangku, yang menjadi matahari
bagi langit hatiku yang kurang nyala sebelum berbagi
cahaya cinta

hanya ada kamu, Sayangku, yang memberi arti
bagi kata-kata yang menjadi puisi
dalam perasaanku yang meluapkan cinta pasti

hanya ada kamu, Sayangku, yang melengkapi kepingan rasaku
sehingga menjadi keutuhan yang memenuhi lembaran kehidupanku
yang mulai terisi dengan namamu

hanya ada kamu, Sayangku,
yang menjadi matahari bagi hari-hariku.

(STAR 1154. Sigli, 21122019, 13.39)

Di Cafe Teras Pelangi

:Rika

di kota ini
ombak diajak menjauh dari tepian pantai; pasir yang terhampar sendiri, riak-riak hanya terdampar pada tembok batu
yang kaku sebagai pembatas yang ragu.

melewati alun-alun kota yang sepi
ingin kurasakan hembusan angin dari laut yang sekian lama berkemelut tanpa kukunjungi,
padahal sebenarnya aku hanya ingin melihat tempat yang pernah kamu singgahi, barangkali
ada kata-kata yang tertinggal di sana
menungguku tiba merangkainya menjadi setangkai puisi
yang akan kukembalikan kepada kamu yang kurindukan berkali-kali.

(STAR 1121. Sigli, 14062019, 14.06)