Panen Luka

belum saatnya kita memetik luka masa lalu di kerendahan dahan waktu
sebab di hati tak ada lagi tempat buat merawat rasa sakit
dan tangan telah penuh dengan separuh kenangan yang berguguran dari ingatan

(STAR 910. Erkam Evi, 10122014, 23.07)

Tinggal Kata-Kata

ketika maut menjemput
kita terpaksa berangkat tanpa sempat berduka bagi diri sendiri

pasti kita ingin menangis sejadi-jadinya
tapi tak ada lagi setetespun air mata yang tersisa untuk berduka

pasti kita ingin meraung sekeras-kerasnya
tapi tak ada lagi secuilpun suara yang tersisa untuk mengucapkan kata duka

ketika maut menjemput
kita terpaksa berangkat tanpa sempat berduka bagi diri sendiri

kita tak bisa kekal selama-lamanya
karena ada ajal di dunia
kita tahu itu, kita selalu tahu
tapi tak perlu bertanya kenapa lupa meninggalkan kata-kata sebagai pengganti suara dan air mata

sebab kita manusia;
si pelupa yang mengingat percakapan kematian dengan dirinya

(STAR 909. METU, 08122014, 17.50)

Kabar Dukamu

:my best friend ever, also as my brother

kabar dukamu itu baru saja kuterima,
pertama-tama ia menggetarkan tubuh ponselku (hampir saja ia terjatuh dari tangan gemetarku)
lalu seluruh kesedihan tumpah dari mata kata yang berlinang air matamu;
ia mengalir jauh ke kelopak mata puisiku yang terlambat menampung tetes-tetes maknanya

(STAR 908. METU, 08122014, 16.02)

Malam Berkabut Menyambut Kedatangan Kita

malam melarutkan perjalanan kita
yang diselimuti kabut dari laut yang mengasingkan kemelut ombaknya dari mimpi daratan.

kota kecil memanggil kita yang terlanjur tertidur dalam mobil yang deru suaranya kian menggigil sendirian.

lewat tengah malam kita sudah menyerahkan diri
pada takdir dan kemudi pak sopir yang diarahkan-Nya entah kemana……

(STAR 907. Trabzon, 06122014, 10.18)