Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh…
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Dear Seulanga, kurangkai kata-kata ini dengan hati yang masih dipenuhi ribuan tanda tanya. Kuyakinkan penyesalan yang sedang bertahta untuk melirik kesalahanku padamu. Kuberanikan diri yang lemah ini untuk bertanya tentang kemarahanmu…
Dear Seulanga, aku tersenyum ketika kau menikamku dengan kata “JAHAT”. Aku masih tidak percaya dengan tikamanmu. Sungguh aku tidak tau, apakah aku telah berubah menjadi sebuah bintang jahat bagimu?
Dear Seulanga, aku telah mati sebelum aku mendengar kabar tentang niatmu untuk membunuhku. Tak perlu membunuhku lagi karena aku telah lama mati dalam kemarahanmu. Hanya pengertianmu yang bisa menghidupkan aku lagi.
Dear Seulanga, mungkin kamu belum dapat memahami makna sebenarnya dari kata-kata terakhirku di rumah kita dulu. Tentang Si Bintang dan Si Kumbang.
Dear Seulanga, aku tak mau berubah. Aku hanya ingin tetap menjadi Si Bintang bagimu. Bintang yang selalu memohonkan ampunan dan kemudahan bagimu dalam setiap munajatku padaNYA. Bintang yang selalu menyinarimu dari kejauhan dengan bait-bait sajak. Bintang yang selalu meneguk rindumu. Bintang yang selalu ada bagimu hingga aku kembali ke peraduanNYA. Ya, aku masih seperti dulu. Si Bintang yang belum berani menatap keelokan rupamu. Si Bintang yang takut berdekatan denganmu. Si Bintang yang juga takut kehilanganmu.
Dear Seulanga, aku takut jatuh dan berubah menjadi Si Kumbang bagimu. Kumbang yang mendekatimu karena terpikat oleh mahkota indahmu. Kumbang yang hanya menghisap madumu sebentar kemudian pergi. Kumbang yang berhenti menyapamu ketika malam menjelang. TIDAK, aku BUKAN dan tidak mau menjadi Si Kumbang.
Dear Seulanga, biarkan aku menjadi bintang yang menemani kesunyian malammu ketika kumbang pergi tanpa memperdulikan kesedihanmu.
Dear Seulanga, hingga detik ini, kamu masih si Cananga odorata bagiku. Walaupun kamu membenciku, memusuhiku, menikamku, membunuhku, mengabaikanku, meninggalkanku, tapi aku TIDAK akan pernah meninggalkanmu. Karena kamu adalah satu-satunya bunga yang selalu bersemi di taman hatiku.
Dear Seulanga, mungkin kamu menganggap kata-kata terakhirku di rumah kita dulu sebagai kata-kata perpisahan dariku. Kamu SALAH. Aku tidak pernah berniat meninggalkanmu. Aku hanya ingin menghadiahkan rumah itu untukmu supaya kamu bisa bebas mencurahkan isi hatimu disana. Karena aku sudah mempunyai rumah ini. Rumah tempat aku berbagi banyak kisah, bercerita tentang suka dan duka, merangkai kata-kata sebagai sebuah sajak. Rumah ini senantiasa menampung semua beban yang tak mungkin sanggup kupikul dalam pikiran. Rumah ini juga sebagai penyimpan lembaran-lembaran kenangan kefanaan hidupku.
Dear Seulanga, semuanya terserah sama kamu, mau menerima atau menolaknya. Aku hanya ingin kamu menjadikan rumah itu seperti rumah ini. Tempat kamu berdiam di dunia maya ini. Aku tidak memaksa. Mungkin juga kamu sudah memiliki rumah yang lain atau kamu tidak memerlukannya.
Dear Seulanga, aku sangat sedih ketika kamu juga ikut pergi dari rumah kita yang dulunya bermekaran kata-kata seindah taman Bungong Seulanga. Aku dapat memahaminya. Mungkin karena kamu belum mengerti, tapi aku yakin, suatu saat kamu akan mengerti makna kebersamaan kita.
Dear Seulanga, aku juga meninggalkan taman Facebook yang ramai. Selain karena benci dengan Si Pemiliknya, aku juga takut mataku terpikat oleh keelokan rupa bidadari-bidadari bumi yang memenuhi berandaku. Aku sangat takut jikalau mereka memudarkan cintaku kepadaNYA.
Dear Seulanga, “pacemaker_fbs@yahoo.com” dan “starlover90@gmail.com” menggantikan taman Facebook-ku sebagai tempat untuk bersilaturrahim dengan mereka-mereka yang aku sebut Seulanga, abang, adik, kakak, sahabat, guru….
Dear Seulanga, aku masih diliputi perasaan bersalah. Aku hanya mampu mengabadikan namamu dalam setiap munajatku supaya Allah meredakan amarahmu. Aku juga tetap mengabadikanmu dalam sajak-sajakku walaupun kamu mungkin telah mengubur namaku dalam bait-bait sajakmu.
Dear Seulanga, aku memohon ketulusan hatimu untuk memaafkanku. Sungguh aku tidak berniat untuk menyakitimu. Maafkan kata-kataku yang melukai perasaanmu. Maaf….
Allah Razi Olsun,
Wasallam
StarLover
(Ankara, 23072010, 23.37)