(Pra)sangka

:Mawar

kau yang tak berhenti bertanya
setelah kuterima sapa
milikmu yang tiba-tiba.

siang itu waktu memercik sebagai kembang api
sebab aku sedang menunggu seseorang datang
untuk menyalakan cahaya matahari di tangkup hari.

begitulah aku yang anehnya tak jemu
mendengar suara asingmu
yang menyembunyikan sebuah nama.

aku tak pernah bertanya
sebab persahabatan lebih bermakna
dari arti sebuah nama.

lalu kau sulut prasangka.

(STAR 773. Banda Aceh, 15092013, 13.44)