Awalnya Getir di Pangkal Takdir

:Nayla

Sepi di ujung kata
tak mengurungkan keinginan untuk menuliskan sesuatu, sesuatu yang rindu kita.

Aku yang sudah mahir bercengkrama dengan takdir kata
masih bersedih karena tidak lelah membaca guratan kerinduan pada wajah rembulan
yang kau sembunyikan
dari lautan mataku yang berombak biru, yang bergejolak rindu.

Sepi di ujung kata, sunyi di penghujung kita.
Dan akulah si kelasi yang menangis
yang menangis karena seorang gadis
hanya seorang gadis yang manis;
N-a-y-l-a.

(STAR 989. Banda Aceh, 09012017, 23.15)