Sialan! Hujan Tak Juga Berhenti Membasahi Pikiran.

(setelah membaca buku puisi “Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita -karya Sapardi Djoko Damono”)

Malam-malam seperti ini
Tak ada lagi bunyi puisi yang kusimpan dan kunyanyikan untuk menghibur kenangan, mengubur perasaan,
Segalanya meledak dalam kesenyapan; sebagai sunyi yang mengendap lama di antara kita;
Tidak melengking bersuara, tak saling sapa.

Perempuan yang sempat menunggu
Selalu mendengar kata-kata yang kadang-kadang tidak malu bilang rindu
Dariku.

Perempuan yang menyembunyikan tangisnya
Setelah Sutradara menghapus percakapan perasaan yang dirahasiakan itu.

Perempuan yang barangkali sempat bertanya-tanya
Pada sepasang sayap burung kertas yang kulipat
Dengan simetris dan tepat
Tapi tidak bisa juga terbang memberi kepastian atau bertengger sejenak saja di dahan pohon mangga di depan rumahnya untuk bercericit tentang harapan yang kutanam di empat musim yang salah
yang telah menumbuhkan cinta.

Perempuan yang disukai hujan
dan bisa menampung segala curahan.

Malam-malam seperti ini
Hanya ada kebisuan dari hembusan napas panjang seseorang yang ingin menangis di gurun dengan setetes air mata saja
Sebab tak ada pepohonan yang membutuhkannya di sana.

(STAR 1021. Banda Aceh, 08022018, 22.15)