Kagum

Aku sempat tertawan pada usia kekaguman yang singkat.

Secara tiba-tiba, tak terduga, mataku terpedaya pada keanggunannya di siang itu. Sungguh aku tak berani menatapnya lekat-lekat, hanya sepintas lirikan saja.

Rasa gugup berdegup tak biasanya. Pertemuan pertama pada sebuah kesempatan atau moment spesial ternyata mampu mengubah sikapku di hari-hari berikutnya. Tak karuan hatiku mendenyutkan namanya. Mengaguminya.

Perpaduan antara warna kesukaanku dan gerimis sore itu melukis kisah baru di kanvas hidupku. Rupanya aku terlalu egois dalam merumuskan kisah itu. Tak bertahan lama. Sebab aku salah memaknai kekagumanku itu.

(CaRing 5.  Perçin Evi, 18052012, 12.24)

Yang Tersisa

: Daun

sepotong masa lalu
tergeletak di pinggir waktu
tak tersentuh
tak lagi utuh
: bintang-bintang kertas yang bercahaya lalu redup sebelum berpendar di langitmu

(STAR 384. Menekşe Evi, 28092011, 19.41)

Sebuah Pentas Dimana Kata-kata Melukai Bibir Makna

: Daun

/1/
saling menitip kata
bergetar dalam cinta
melukai bibir makna
dengan setangkai suka

/2/
sandiwara telah menemui akhir
tetapi kata-kata penutup bersembunyi
dalam tirai hitam kehidupan
akankah kembali mementaskan harapan?

/3/
kata-kata tumbuh
mengakar dalam tubuh
mata siapa yang akan menyentuh?

(STAR 287. Eskişehir, 23072011, 13.34)

Maaf

Kepada Daun,

Sebelum aku bertanya tentang beberapa sajak yang kurangkai untukmu, yang terabaikan hingga terhempas di langit kelabu, izinkan aku mengatakan kata yang berulang kali terucap di hati : maaf.

Jangan hiraukan puisi-puisi yang sempat menari-nari di pentas sandiwara cinta. Mereka hanya berdusta dalam kegalauan masa muda. Ternyata suka tidak sama dengan cinta.

Maafkan kata-kataku yang telah menggali jurang dalam di antara kita.

Maafkan kata-kataku yang berdusta tentang rasa suka. Sebenarnya rasa itu lahir pertama kali ketika mata bertemu mata. Hari itu, di sudut restauran Amerika, aku hanyut dalam telaga matamu hingga benar-benar tenggelam. Padahal 6 tahun silam aku tidak merasakan apa-apa.

“Sungguh, mata membuatku buta tentang makna cinta.”
Maafkan.

Alhamdulillah, aku telah belajar memaknai cinta setelah kata-kataku melukai persaudaraan kita dengan goresan suka. Aku sedang bercermin di depan keretakan hubungan kita. Maafkan dan lupakan !

(CerMin 4. Eskişehir, 09072011, 11.22)