Aku Ingin Mencintaimu dengan Puisi yang Barangkali

:my future princess

Barangkali kita sudah bertemu di sebuah puisi
Mungkin kata-kata telah menyapa mata kita dengan beberapa kenangan dari hati

Mungkin kata-kata telah menyapa kita dengan beberapa tanda tanya yang kadang-kadang terbalik menjadi mata kail untuk memancing jawaban-jawaban muskil tentang perasaan yang berenang di dalam kolam mata.

(STAR 1038. HOME, 23062018, 17.28)

Kenangan Berloncatan di Hamparan Waktu, Ingin Segera Terbang Sebagai Kunang-Kunang yang Menuju Rumahmu

:my future princess

Malam semakin larut dalam secangkir kopi hitam
yang membuatku betah berjaga sambil mendengar
ledakan-ledakan rindu dari dadaku.

Sunyi telah menjauh sejak sajak-sajak itu menyentuh kembali rahasia waktu pada tubuhku,
terdengar letupan-letupan perasaan yang merdu.

Pada segala gejolak rasa yang segera berakhir
ada kehendak takdir untuk memulai percakapan lain dengan ribuan kata yang berserakan di luar kepala,
yang sedang menjadi puisi cinta di rerimbun cahaya rembulan.

Kenangan berloncatan di hamparan waktu, ingin segera terbang sebagai kunang-kunang yang menuju rumahmu. Ingin segera menyalakan kerinduanku.

(STAR 1037. HOME, 21062018, 19.45)

Hana Këber?

: I. S.

Apa kabarmu ketika embun bergelayut dari ujung daun, melepas kesejukan dengan perlahan-lahan
ke dalam matamu yang merindukan cahaya pagi?

Apakah kabut pagi selalu ingin menyelimuti kota dinginmu?

Apakah ada rindu yang pergi dari mimpi?
Percayalah, kerinduan pasti kembali, ia tak akan lumpuh di tengah jalan yang ditempuh dengan kepastian hati, sebab ia tidak ingin mekar di tempat lain.

Apa kabarmu ketika muka danau itu berkilau setelah bersedia menerima sinar yang terpapar dari tawar matamu?

Semoga senantiasa ada kebahagian pada senyummu yang mengabadikan waktu.

(STAR 1036. HOME, 20062018, 02.20)

Mohon Maaf Lahir dan Batin

: I. S.

Kutuliskan ucapan pada hari kemenangan
Dengan lembaran-lembaran kehidupan baru dan haru setelah ramadhan berlalu
Semoga di hari lebaran dan liburan ini kamu bisa memaafkan cinta kekanak-kanakan yang tak bisa kulekaskan, yang tak bisa kulepaskan dari hatiku.

(STAR 1035. HOME, 19062018, 01.27)

Tak Perlu Berlari Mencari Warna-Warni Cinta ke Ujung Bumi, Terkadang Kita Sedang Berdiri Sendirian dan Ada Pelangi yang Datang Menghiasi Kesepian Langit Hati

:my future princess

Lupakan sajak-sajak yang kelihatan bijak menuliskan kehilangan dengan keindahan bahasa sehingga air mata berhenti keluar dan rona wajah kembali mekar.

Hari ini kubawa semua kata yang telah menjadi puisi ke rumahmu. Telah kubawa serta semua keluarga yang bermakna segalanya dalam kehidupanku. Jadi izinkan kami dengan anggun memintamu. Izinkan kami dengan santun melamarmu menjadi istriku.

(STAR 1034. HOME, 18062018, 01.33)

Hari yang Pagi, Matahari Belum Meninggi dan Tidak Ditemukannya Kesedihan pada Daun-Daun yang Jatuh ke Dalam Pelukan Bumi

dia melukis gerimis pagi
setelah berjalan-jalan sebagai turis di kotanya sendiri

kemarin lukisan hujannya dicuri perempuan lain, menjadi tangisan yang ingin diabadikan

sesungguhnya yang abadi bukan langit dan tangisannya yang lekas, tapi perasaan yang membekas yang tak mampu diperas waktu.

(STAR 1033. HOME, 17062018, 19.35)

Kamu Melukis Gerimis Sore Hari Sebagai Daun-Daun yang Jatuh, yang Ingin Tumbuh Kembali Menjadi Pohon yang Teduh

Kita dipertemukan kata dalam kerinduan yang sama, di puisi ini,
Dan di luar senja menunggu, kita bahagia meskipun tidak bisa keluar dari himpitan waktu.

Hujan mengantarkan sarat kenangan dalam surat-surat beralamat singkat, langkah-langkah kakinya sampai di halaman rumah, alangkah basah rinainya, buru-buru menyampaikan kerinduanku padamu sebelum menjadi resapan tanah atau genangan rendah.

(STAR 1032. HOME, 17062018, 02.50)

Apakah Salah Mataku yang Betah Berjaga di Depan Matamu?

:my future princess

Keanggunan malam ada pada rembulan meskipun cahayanya tak seterang wajahmu yang membangunkan pagi.

Kemegahan malam ada pada gemintang meskipun kerlip sinarnya tak secemerlang matamu yang menerangi kegundahan hati.

(STAR 1031. HOME, 12062018, 17.27)

Madrasah Yusufiyah

Sajakku bukan lagi sajak anggur atau rembulan
Ketika kata-kata berpijak di tanah Ottoman
Sebab kutemukan kesedihan raga dan kegembiraan jiwa di madrasah yusufiyah: penjara yang beraroma surga.

Tangisan bayi yang pecah ketika berpisah dengan ibunda yang berjalan memasuki madrasah yusufiyah
Tangisan ini yang memenuhi ruangan pikiran kita ketika membaca cerita yang disamarkan kenyataannya

Berbahagialah bayi-bayi yang memulai kehidupan sucinya di madrasah yusufiyah, masih berbahagia di sekolah pertama bersama ibu tercinta

Tapi apa yang bisa kita katakan pada ribuan bayi lainnya yang hilang kasih sayang orang tua karena kebencian penguasa?

Anak-anak dibesarkan dengan keinginan-keinginan untuk berjalan di tanah kelahiran sendiri meskipun langkah-langkah kaki mereka dipaksa menjauh ke tanah asing yang menawarkan kebebasan…….

(STAR 1030. HOME, 12062018, 03.27)

Jingga yang Sempurna dan Beberapa Patah Cinta

: I. S.

Pikiran yang mengembara di sore hari
menemukan perasaan yang membara di ujung senja, nyala merah yang merekah jingga; paduan warna sempurna untuk mata yang sedang jatuh cinta.

Kata-kata yang terperangkap bersama perasaan bisa saja keluar dari kurungan kenangan sebentar, bermain bebas di luar ingatan, menjadi kanak-kanak lagi yang belum diberikan beban makna oleh pikiran, sebelum menjadi bagian dari sajak yang menuliskan keasingan rasa, keheningan cinta.

Menjadi sebuah kata adalah berani menerima segala kemungkinan yang akan ditambahkan, seperti berbagai awalan dan akhiran, seperti memiliki makna yang bisa disempitkan atau diluaskan oleh pikiran, dan harus siap bergiat aktif atau bersifat pasif.

Beberapa kata yang telah patah
yang sudah pasrah berpisah dari jalan cerita
Tidak berkata apa-apa pada cinta yang bertahan sampai menemukan akhir takdir.

Senja mengajak kita bersajak tentang warna langit yang menua karena pudarnya cahaya,
tentang kisah cinta yang sempurna karena berwarna cerah, merekah bahagia.

Dan hanya kutuliskan nama kamu yang bercahaya.

(STAR 1029. HOME, 11062018, 06.13)

Telah Terbiasa Kata-Kata Menelaah Jejak yang Tertinggal Pada Sebuah Sajak Sehingga Semua Cinta Bermula Pada Segalanya Kita

: I. S.

Jika cinta adalah melupakan percakapan yang menghempaskan kata ke kedalaman rasa, maka telah sia-sia kita mendengar debar perasaan yang pertama kali menggetarkan hati.

Setidaknya aku bisa bersajak tentang kehilangan dengan menemukan kata-kata lama yang bisa menjadi jejak-jejak baru untuk yang akan tersesat dalam menemukan jalan untuk melupakan perasaan.

Melupakan hanyalah sekedar berjalan ke lain arah, yang terkadang semakin susah ditempuh dengan cara-cara biasa. Harus menemukan tempat penampungan akhir di luar ingatan. Kemudian menjadi tua. Meninggalkan keinginan untuk kembali berjalan. Tak beranjak meskipun kenangan akan datang mengajak.

Jika cinta adalah demikian, maka telah sia-sia kulupakan. Karena suara-suara yang bergetar pada pertemuan mata, debar perasaan pada percakapan itu, telah membuatku berani berpuisi, bernyanyi bagi kesunyianmu.

(STAR 1028. HOME, 10062018, 21.52)

Cinta Hanyalah Satu Kata yang Tergelincir dari Bibir Penyair Ketika Ia Bersuara Tentang Kamu

Seumpama kita yang berbahasa
Kata-kata juga bersuara jika dituliskan dengan nyata, tidak hanya tumbuh dalam kesunyian tubuh.

Cinta hanyalah salah satu kata yang tidak ingin kita ucapkan pada setiap pertemuan mata dengan kebencian yang selalu ada, padahal penerimaan kepada hal-hal yang tidak kita suka adalah berkah yang mudah tercurah,
Kebencian juga bisa berubah.

(STAR 1027. HOME, 10062018, 14.13)

Tujuh Juni 2018

: I. S.

Debar dalam dada yang kupinjam dari gemuruh udara siang itu belum bisa meredam, getar pada kata-kata belum juga padam ketika puisi ini kutuliskan.

Karena kita menempuh perjalanan dari hati masing-masing
Cinta bisa berlabuh dari jauh
atau mendarat pada tempat terdekat.

Dan biarkan kata-kata seluruhnya tumbuh liar di puisi ini
Karena pemahaman adalah salah satu pepohonan di hutan pikiran tak bertepi.

(STAR 1026. HOME, 10062018, 03.34)

Hujan di Malam Tahun Baru

Semuanya sama saja
Hujan turun, tanah basah, langit kering dan sering berubah warna

Segalanya sama saja; kau dan aku
Hanyalah dua kata yang sedang rindu

Yang berbeda adalah cinta
Sepasang perasaan yang berlainan tapi bisa berkata iya
Pada pertanyaan masa depan yang menantangnya sekarang

(STAR 1019. Banda Aceh, 04012018, 20.28)

Wahai Perempuan dengan Ribuan Kenangan dan Sejuta Rahasia!

Jika kubawa kata-kata pergi
mengelilingi bumi
Masih bisakah kamu mendengar bunyi puisi yang mengisi kehampaan udara
Yang terkadang bernyanyi merayakan pertemuan kita berdua dalam satu perasaan yang sama?

Kita adalah kata-kata ditakdirkan berpijak pada ranah sajak yang berbeda
untuk memberi ragam warna pada maknanya
agar ada yang bijak memahami arti puisi cinta sebagai untaian kebahagian, bukan sebagai rinai kesedihan tak berkesudahan.

Hujan akan reda
Tapi kenangan akan berbeda
tak berhenti mencurahkan perasaan pada ingatan perempuan yang selalu ramai dengan berbagai andai……

(STAR 1015. Banda Aceh, 26122017, 13.51)

Kutuliskan Kita

Kutuliskan nyanyian perasaan; lagu rindu yang terdengar sendu di telinga perempuan-perempuan yang sedang menanti langit hati berubah warna, nyala merah cinta

Cinta darimu adalah curahan hujan yang tidak sampai menjadi genangan di depanku, hanya membasahkan sebentar.

Kutuliskan juga kenangan yang sudah basah pada mata yang tiada lelahnya menyapa beberapa hal yang akan mudah hilang ketika kita menyimpannya sebagai bagian ingatan

Ingatan padamu adalah sinar rembulan yang kemudian sirna ketika pagi datang menjadi hari yang lebih terang menyembunyikan kegelapan.

(STAR 1014. Banda Aceh, 26122017, 13.45)

Turbulensi Aneh pada Jakarta – Banda Aceh

Penyair kita sangat lihai menerbangkan perasaannya bersama pesawat udara,
lewat kata-kata yang melambai-lambai dari luar jendela

Di kursi dua puluh satu D dia bertanya apa,
Apa yang ingin dikatakan kata-kata pada suatu ketinggian yang diguncang kecemasan?
Cinta?

Tapi cinta tidak tepat diucapkan tanpa kepastian.

Penyair kita teringat kepada ibu Kenangan yang berkata jangan
pada Lupa yang mengajaknya ke ketiadaan
karena ada beberapa hal yang harus diwariskan pada anak-anak Perasaan
agar mereka belajar jadi dewasa dan tidak cepat suka pada kata-kata yang dapat membuat luka.

Goncangan pada tubuh udara meluruhkan keinginannya untuk menjauh dari keriuhan bumi,
Ada kehampaan udara atau gumpalan cumolonimbus yang menyapa
dan sekaligus menyentuh ketakutan tanpa berkata apa-apa

Tapi cinta tidak cepat dikatakan, bukan?

(STAR 1013. Banda Aceh, 21092017, 10.46)

Cinta Adalah Hembusan Kehidupan Sehingga Kita Mengenal Kekekalan-Nya dan Kematian Kita

Cinta adalah kosakata yang sering hilang dari kamus bahasa
Karena sering dipinjam orang untuk memberi definisi pada sesuatu yang ganjil di pikirannya, yang muskil diterjemahkan dengan kata-kata biasa

Orang-orang ramai memakai kata cinta untuk menyatakan perasaannya dengan arti yang berbeda-beda
Sehingga cinta dikembalikan kepada kamus bahasa setelah disempitkan maknanya.

Aku akan mengatakan cinta
pada kamu
Dengan cinta yang sudah menjadi udara
Yang perlu kamu hirup untuk hidup
Yang sudah terbebas dari ikatan bahasa

Maka bernafaslah dengan tenang
Karena cinta bisa dinyatakan dengan terang-terangan

(STAR 1012. Banda Aceh, 27082017, 23.30)

Dua Tujuh

/1/Terkadang hujan datang
/2/tapi penyair kita sedang menghilang
/3/dalam bayang-bayang hari yang mengiringi matahari ke ujung petang

***

/4/Wahai penyair kita,
/5/Awan lebih dahulu tahu cara melepaskan
/6/Dengan perlahan-lahan
/7/Sebelum tanganmu belajar cepat menggenggam dan mengenal kehilangan yang sangat besar

***

/8/Duhai penyiar kata,
/9/Terkadang hujan menyentuh bagian perasaan yang kita rahasiakan
/10/Seperti membasuh biji kering dalam tanah
/11/sehingga akan tumbuh akar, batang, daun, dan bunga sendiri
/12/kemudian berbuah manis untuk dimakan orang lain

/13/Tidak apa-apa
/14/Meskipun awalnya getir di pangkal takdir
/15/walaupun cinta menumbuhkan luka
/16/kemudian kata-kita menyembuhkan apa saja

***

/17/Terkadang hujan mengenal kita
/18/sebagai pasangan kata yang terkenal pada sebuah puisi lama
/19/yang suka berjalan-jalan di bawah rintik-rintiknya
/20/untuk menemukan titik-titik warna
/21/yang berbeda pada detik-detik yang menghabisi kita tanpa henti

***

/22/Wahai penyair kita
/23/Tak perlu berlari mencari warna-warni cinta ke ujung bumi
/24/Terkadang kita sedang berdiri sendirian
dan ada pelangi yang datang menghiasi kesepian langit hati

***

/25/Selamat berulang tahun, penyair muda!
/26/meskipun kemarin lupa
/27/dan tanpa ucapan apa-apa, selalu ada kecupan pada bibir kata

(STAR 1010. Banda Aceh, 21082017, 20.20)