Renjana yang Telah Direncanakan

langit biru melipat renjana
dan menyembunyikannya di balik awan.

”ini bencana!”,
matahari ingkar. ingin membakarnya.

”ini telah direncanakan!”,
hardik angin ke matahari terik.

lalu langit memberi isyarat lewat gerakan awan mendung
yang terapung di depan wajah terik matahari;
biar matahari menyaksi wujud renjana
yang telah direncanakan untuk dijatuhkan
sebagai rintik-rintik hujan.

(STAR 721. Bus 427, 11042013, 12.19)

Sepucuk Surat Cinta (1)

aku menulis sepucuk surat cinta
dan membayangkan;
kata-kataku tersipu malu
sebab terbaca oleh beningnya matamu
akan cinta yang terpendam bertahun-tahun lamanya.

***

pada kalimat pembuka
aku memulai dengan sebuah sapa
setelah menyebut nama-Nya;
semoga Dia memperkenankan kelanjutan kata-kata
dalam menerangkan sebenar-benar makna:
ini sepucuk surat cinta sederhana.

***

kurangkai kata-kata sedemikian sederhana
agar berisi ketulusan semata,
supaya mengandung benih kesetiaan yang tahan lama…….

***

pada kalimat penutup
kuselipkan kata-kata yang menuntut
sebuah surat balasan darimu……

***

oh maaf,
di penutupan surat ini
tak kuakhiri dengan kata-kata
serupa akhiran sebuah surat biasa,
sebab aku ingin terus menyuratimu
meskipun tak akan menerima
balasan sepucuk surat cinta darimu…….

(STAR 535. Bus 427, 31052012, 17.12)