Pada Segalanya Kita Ada Kata-Kata yang Menjelaskan Cinta

:my future princess

pada segalanya cinta, ada sekelumit rindu yang sedikit mengganggu dan secuil perasaan muskil yang tidak dikenali waktu.

apakah kamu mencintai aku yang banyak menuliskan perasaan perempuan pada sajak-sajak yang menjelaskan rahasia penerimaan dan pemahaman hati?

bahwa sebaik-baik pemahaman adalah menerima dengan berbalik memberi kembali kebahagian pada diri sendiri.

(STAR 1041. Tangerang Selatan, 04072018, 21.12)

Bertanya pada Tanda-Tanda

Mari berhenti pada sebuah tanda tanya yang abadi, siapa yang meletakkan pertanyaan pada sepi yang tidak berkata apa-apa ketika suara-suara pergi mengisi kehampaan dalam puisi?

(STAR 1040. Tangerang Selatan, 04072018, 20.41)

Memahami Kedalaman Diri

Kata-kata telah memerdekakan aku dari penghambaan sia-sia
dari menyembahmu, merendah pada cinta setengah dewa yang diagungkan di panggung fatamorgana.

Cinta itu bukan kecantikan paras senja yang lekas sirna,
Cinta adalah kelapangan langit yang meluaskan kesempitan pemahaman dan perasaan.

Kata-kata mengajakku bersajak tentang langit matamu yang biru menyembunyikan awan kelabu,
tentang laut perasaanmu yang bergelombang
dan tentang air perasaanmu yang pasang surut, berkemelut dihadang karang,

Tetapi aku tolak ajakan kata-kata itu
Karena aku sedang mendalami pemahaman cinta di samudra waktu,
jadi jangan ganggu aku!!!

(STAR 962. Tangerang Selatan, 19042016, 08.27)

Akan Kuberikan Cinta Sebagai Pelengkap Mata Seperti Senja yang Terperangkap Dalam Lanskap Kota Tua Sehingga Kamu Bisa Menatap Keindahan yang Dibalut Duka Dalam Semburat Jingga

:my future princess

Puisi yang berisi akan merunduk malu di depan matamu
Sebab kata-kata ditaklukkan dengan lirikan manja

Sungguh aku kehilangan kata untuk memeluk perasaan yang berkeliaran dalam sepasang mata yang menunduk malu di depanmu karena Waktu telah mengutukku menjadi batu

Maka sihirlah aku dengan matamu
biar aku menjadi batu yang mengalirkan air kata
Yang memulihkan dahaga rindumu
Yang menjernihkan rahasia cintamu

(STAR 961. Tangerang Selatan, 15042016, 19.28)

Hanya Penyair yang Bersungguh-sungguh Memikirkan Nasib Kenangan; Dituliskan atau Dilupakan

Sejak aku berhenti berpuisi; tidak lagi mengajak matamu membaca sajak-sajak yang mengulang kata-kata sama dan selalu menyeru rindu lama,
Aku berhasil melupakan secuil kenangan yang sekarang menjadi muskil dituliskan sebagai cinta,

Cinta itu harus berhenti seperti arus air sungai yang sedang bertemu suatu pantai; dari muara landai sampai ke tengah samudra yang tenang sehingga ia bisa memahami kedalaman diri.

Jangan khawatir
Penyair tidak ditakdirkan sendirian,
Ada banyak kata bersamanya yang bisa bercakap dengan semesta
Yang bisa menangkap rahasia di mata
Dan dia juga bisa mengucap cinta tanpa kata-kata……

(STAR 960. Tangerang Selatan, 05042016, 15.46)

Rembulan Kabur dari Pandanganku Dikarenakan Kedatanganmu

/1/
Rembulan mengabur dari ingatan
Karena namamu dilunturkan waktu dan
Rindu terkubur dalam kenangan.

/2/
Rembulan menabur kenangan ke dalam mata yang memandang kejauhan
Dengan sebuah kerinduan yang sendirian
Yang dirahasiakan dari keramaian.

/3/
Rembulan membentur dinding kesunyianku
Karena kamu sering menyembunyikan suara-suara yang berkata rindu.

/4/
Rembulan tertidur dalam pangkuan ibu
Karena suara malam terdengar merdu
Ketika kamu menyanyikan lagu rindu.

/5/
Rembulan menyadur bahasa kata
penyair tua yang terlanjur mengatakan cintaku kepada
sepasang mata jelita yang malu-malu berbicara.

(STAR 959. Tangerang Selatan, 29032016, 21.38)

Maka Kualirkan Saja Kata-Kata itu Biar Ladang Sajakku tak Kering, Agar Mereka Bisa Menumbuhkan Benih-Benih Rindu Dan Matamu Akan Memanen Kesedihannya yang Matang Menguning

Adalah rindu
Yang singgah di mataku
Ketika aku terpisah darimu, ibu….

Andai jarak dapat kulipat
Akan kubuat perahu dari kertas sajak yang berserakan di lantai
Dan akan aku arungi lautan waktu
Untuk berlabuh di dermaga matamu, ibu….

(STAR 958. Tangerang Selatan, 10032016, 14.07)

Mudah-mudahan Allah Memberi Kalian Keberkahan dan Melimpahkan atas Kalian Keberkahan, Ran

Jika ada kata-kata yang bisa memekarkan makna seperti bunga seulanga berwarna cerah dan indah, akan kukirim setangkainya ke hadapan matamu yang terang bercahaya karena ada suatu perayaan di sana, dan aku ingin mengucapkan “barakallahu lakum wa baraka alaikum” kepada kalian berdua dengan kata-kata seperti itu
dari kejauhan jarak dan kedekatan sajak……

(STAR 957. Tangerang Selatan, 05032016, 16.42)

Ada Cahaya yang Berlayar dalam Binar Matamu Ketika Membaca Kata-Kata Seperti Ini

Kepada hujan yang mengaburkan pandangan kaca;
aku adalah sepasang mata lain yang mengagumi air matamu,
bukan kesedihan yang membasuh tubuhku, tetapi kerinduan pada keluasan langit yang menerima curahan perasaanku.

Kepada hujan yang mengaburkan pandangan kaca;
kenapa kabur dari langit yang dirindukan mataku dan bersedia menguburkan diri dalam bumi ini?

Ketahuilah;
Langit itu biru
Bumi ini adalah merah; bukan hijau pepohonan yang ditebang, tetapi darah yang tumpah.

***

Ada awan yang mengabarkan kejatuhan hujan
secara perlahan-lahan atau terburu-buru
Dan selalu ada kata-kata yang berkata rindu
Seperti itu.

***

Ingatan hanya menguburkan kenangan untuk sementara, waktu selalu punya cara dan saat tepat untuk menggali luka yang terbaring di samping kenangan.

***

Ingatan akan memekarkan bunga mimpi hanya di malam hari
sehingga kita tidak bisa melupakan kisah bersejarah yang bermunculan di halaman buku diari; cinta yang tak mau mati
meskipun tadi siang pisau kata menikamnya berkali-kali,
dan kisah seseorang yang tak lelah berziarah ke kuburan mantan yang jasadnya telah dicuri dan bersemayam di lain hati.

***

(STAR 955. Tangerang Selatan, 07022016, 11.06)

Langit yang Mendung dan Payung yang Membendung Hujan

Dan aku berjalan bersama payung di hari hujan
Sedangkan langit yang mendung menaungi kegelapan.

Ah….. setidaknya aku tak sendirian
Ada payung setia di tangan,
bersedia meneduhkan perjalanan.

(STAR 954. Tangerang Selatan, 11012016, 20.32)

Singkat Cerita; Kita Tersesat dalam Keabadian Kata

:my future princess

Aku tahu
Kalau kematian dan kehidupan tak berjarak panjang,
Tapi di dalam sajakku selalu hidup penyair abadi
Yang setia membaca puisi untukmu, Sayang.

Aku tahu
Kalau kita bisa saja tersesat dan asing di kehidupan masing-masing; tak saling menemukan,
Tapi di jalan puisi kita pasti bertemu
Saling menyapa dengan mata kata yang mengerling malu-malu…….

(STAR 953. Tangerang Selatan, 28122015, 19.38)