Maka ia berteriak:
”sungguh ini adegan berpura-pura”
sorak dari dua mata pembaca mencoba mengertak kata-kata yang sedang bergerak di panggung sajak,
kata-kata tak ingin peduli, lakonnya tak mungkin berhenti.
Ia berteriak lagi:
”jangan sembunyikan makna di balik perumpamaan-perumpamaan yang pelik!”
sepertinya ia tak mampu menguak rahasia kata, telah pasrah ia, lalu marah-marah saja,
tak sabar ingin bersegera melihat rupa makna yang disembunyikan kata-kata indah berwajah cantik,
kata-kata masih tak ingin peduli, tariannya semakin menjadi-jadi.
Ia berteriak sekali lagi:
”turunkan kata-kata dari panggung sajak, sungguh tak pantas peran singkatnya di atas itu; terlalu luas!”
entah kenapa ia tak bisa percaya
bahwa kata-kata tak terikat ruang dan waktu,
kata-kata tak peduli, dalam satu kata ada semesta rahasia dan jutaan bilangan tak terhingga.
(STAR 939. Erkam Evi, 22072015, 23.22)