Aside

Bulan di Matamu dan Kembang Kertas di Tanganmu

:Mama Sherly

Kupandang bulan bulat yang pucat itu menjadi lampu hiasan di keheningan taman kota ini,

Sayang, jika aku telah jatuh cinta, akankah bulan pekat yang memikat di matamu itu menghiasi taman hatiku yang sepi?

Kulihat lekat-lekat beberapa tangkai bunga mawar yang mekar ramai-ramai di kesunyian taman kota ini,

Sayang, jika aku gagal jatuh cinta,
akankah kembang kertas dariku layu
di tanganmu yang basah terbasuh air mata duka?

(STAR 921. Aydınlıkevler, 05022015, 20.25)

Aside

Barangkali Ini Puisi yang Kamu Tulis Beberapa Malam Silam

:Mama Sherly

Bintang, aku lekas membalas kedipan matamu
yang merayu mata kantukku dari jauh,
dari jarak tak tersentuh,
Apakah langit bisa menyimpan perasaaan berlebihan
dan menyembunyikan rahasia perempuan?

Bintang, bantu aku menyalakan lelampu kerinduan di rumah ibuku
agar rona wajah lelahnya juga terang purnama, cemerlang sempurna
sehingga menyinari malam suramku

(STAR 920. Aydınlıkevler, 04022015, 13.51)

Aside

Umpan Kata

Di kolam matamu, seorang penyair berani menyelam dalam-dalam
demi mencari kata-kata miliknya yang karam
yang tenggelam ketika dia mencoba memancing makna kesedihan yang kau pendam

Dia pasang umpan kata yang melilit pada mata kail puisi yang sembarang jadi,
tapi seperti ada sepasang ikan raksasa yang menggigitnya berulang kali.

(STAR 919. Aydınlıkevler, 04022015, 12.15)

Aside

Dalam Senyap Malam Rindu itu Bersayap

:Anak Kuman

Di sini
tanpa kamu, sepi mengajak aku bersajak;
menari-nari dengan alunan bunyi puisi
yang sudah pasti sunyi bagi telingamu yang jauh;
sebab telingamu tak bisa menyentuh suara-suara jenuhku yang memenuhi kamar besar ini.

Dingin dan malam telah berhasil membalut tubuhku dengan selimut yang
sangat lembut kusentuh; memberi hangat yang teduh,
Aku menjelma kepompong kosong yang tak berencana menjadi kupu-kupu
biarkan aku tetap menjadi aku
menjadi aku yang tak bersayap tapi selalu hinggap di dahan waktu senyapmu.

Dan di luar angin menggigil sebentar
aku mendengar kamu yang memanggil namaku entah dari arah mana.

(STAR 917. Aydınlıkevler, 20012015, 21.14)

Kembali Hening

:SeuLanga

dan kita kembali pada hening masing-masing;
tak ada kata-kata, tanpa suara kita menjadi asing
seperti sepi yang mengurung
diri di pori-pori kulit yang merinding

(STAR 885. Aydınlıkevler, 24072014, 20.59)

Hujan Pertama di Awal Bulan Ramadhan

/1/
di hari pertama puasa
hujan memulihkan dahaga pepohonan
sementara kerongkongan kami kekeringan

/2/
hujan tak peduli pada hitam rambut kami, ia masih mencintai hijau dedaunan yang rimbun menawan
padahal di kepala kami ada cinta yang tumbuh memanjang, susah berguguran dan tergerai indah sampai menjuntai ke tanah.

/3/
memang hujan tak datang sendirian,
hujan turun bersama rintik-rintik kerinduan (atau kesedihan)
yang berjatuhan dari mata Ibu yang memandang langit sama
yang menaungi anak-anaknya di kejauhan sana.

(STAR 875. Aydınlıkevler, 28062014, 16.24)

Laut Berkemelut

:my future princess

jika kau laut
berhentilah berkemelut
dengan gelombang pasang surut

karena kau akan sanggup menggapai
aku di daratan pantai yang landai.

(STAR 874. Aydınlıkevler, 26062014, 02.07)

Secarik Surat Untukmu (15)

setidaknya kita sempat bertukar kabar lewat surat
sehingga aku mampu memandang matamu melalui mata kata; mata yang lihai berbicara

jangan salahkan ia yang ingin berlama-lama menatap matamu
sebab aku ingin menangkap basah kisah lalu yang tak terucapkan dengan bahasa tanganmu.

mata menyimpan jutaan kenangan, mungkin lebih,
pasti lebih banyak dari pikiran yang meruang sebagai gudang ingatan itu.

(STAR 873. Aydınlıkevler, 21062014, 14.03)

Rindu Lama

:Nelly

/1/
tentu tak ada rindu yang baru untuk adikku yang cantik. aku (akan) pulang dengan rindu yang sama, dengan rindu lama; rindu yang telah usang tapi tak pernah lekang dari dentang waktu.

/2/
tiada yang memelukku lebih erat selain rindu sesaat. rindu yang singkat tapi sangat cepat mengantarku pulang ke pelukan hangat orang-orang yang aku sayang.

/3/
jika kau bertanya apa itu rindu, jawabanku akan sesederhana ini: rindu adalah jubah sang waktu yang paling usang, compang-camping tapi ia selalu mengenakannya ketika mengunjungi kesepianku, lalu ia mencopot jubahnya sebentar buat menyelimuti tubuhku agar tak lagi dikerubungi sepi.

(STAR 872. Aydınlıkevler, 19062014, 02.06)

Rindu Memang Bunyi yang Telah Usang tapi Ia Tak Pernah Lekang dari Dentang Waktu

rindu itu suara paling sunyi
yang sering kau dengar ketika menyendiri,
ia adalah bunyi yang telah usang (seperti lagu-lagu sumbang yang dinyanyikan segerombolan peronda yang menjaga malam dari kesepian masing-masing)

(STAR 870. Aydınlıkevler, 18062014, 22.49)

Son Bahar

:My future princess

kukirim sebuah musim yang berbuah matang rinduku
untukmu; Sayangku
di mana hujan sekian lama diperam waktu
sehingga langit membiru

dan hari berseri-seri
sebab matahari yang berwajah cerah itu tak lagi bersembunyi
di belakang awan yang bergerak setelah diarak angin mengelilingi bumi.

kelak kita akan punya satu cinta:
cinta yang saling melengkapi
seperti siang dengan mataharinya dan malam dengan rembulannya
di satu langit yang sama;

langit yang meluas karena ikhlas menerima,
langit yang lekas memberi seberkas cahaya
pada sebuah pagi yang buta,
langit yang tetap bersahaja dan sederhana
meskipun sering berganti warna.

kukirim sebuah musim yang berbuah matang rinduku
untukmu, Sayangku

hanya untukmu.

(STAR 864. Aydınlıkevler, 28052014, 13.00)

Cukup Satu Kata Saja untuk Merindukanmu

:SeuLanga

kata-kata suka mengusikku ketika aku ingin sendirian merindukanmu

kata-kata tak ingin sendirian merindukanmu

kata yang satu merindukanmu bersama kata kedua dan beberapa lain kata, kata-kata lainnya juga merindukanmu seperti itu

kata-kata yang merindukanmu beramai-ramai itu ingin menjadi serangkai kalimat yang memikat dan membuatmu tersipu malu

kata-kata merindukanmu dengan sederhana; dengan menjadi sebuah puisi dari diriku

kata-kata suka mengusikku ketika aku ingin sendirian merindukanmu padahal aku tak perlu banyak kata untuk berkata rindu,

cukup satu kata saja; namamu

(STAR 863. Aydınlıkevler, 27052014, 23.54)

Satu Rumah Singgah

:Ikamaters Ankara

bergelas-gelas teh sangat lekas minggat dari meja ini
tapi celoteh kita belum juga tuntas bertukar kata.

sisa-sisa kehangatan membekas jelas
di bibir cangkir teh yang sempat melekatkan perbincangan dengan senyuman.

di Bonelli
kita mengenang riang pertemuan kembali
setelah lelah berpisah berhari-hari.

(STAR 836. Aydınlıkevler, 03022014, 00.28)

Sajak Pekebun Muda yang Sedang Jatuh Cinta

/1/
terlalu sering ladang kataku gersang,
kering kerontang
sebelum kau datang menuangkan hujan puisi
dari langit hati.

/2/
meskipun rapuh, rindu selalu tumbuh membisu ke arah langit yang sengit
meluruhkan sepenuh cahaya
baginya.

/3/
adalah cintaku seperti
ilalang di padang gersang itu
yang iseng sendiri memanjang terus
meskipun tak selalu ku urus.

(STAR 835. Aydınlıkevler, 02022014, 23.20)

Sajak Akhir Tahun

yang dingin di cermin malam ini
bukan wajah angin.

kematian membayang tenang.

angin musim ini hanya sepintas melintas
tak membekas.

sia-sia merayakan pergantian angka ganjil yang genap menahun.
yang ganjil itu bukan angin berjubah gigil
tapi kembang yang merekah merah di tengah-tengah kota yang lupa
menghitung maju angka-angka.

(STAR 814. Aydınlıkevler, 31122013, 20.21)

Sesejuk Sajak Ini

sejak kapan sajak
ini sesejuk semilir pegunungan,
padahal aku tak pernah menghembuskan
angin apapun……..

barangkali sajak ini
sesejuk hembusan itu
sejak bertemu matamu <titik>

(STAR 563, Aydınlıkevler, 11072012, 19.53)

Tentang Kekagumanku

/1/
Ran, aku mengagumimu tanpa berlebihan. tak lebih dari rasa takjub embun pada daun itu. setia menampung kesejukannya setiap pagi. tanpa berkata apa-apa…..

/2/
Ran, aku ingin mengagumimu seperti saat ini saja. ketika aku memintal katakata sebagai kehangatan makna untuk menyelimuti dinginnya aku tanpa kamu. sebab aku khawatir dan bertanya-tanya tentang cuaca di hatimu. apakah di sana bermusim dingin juga? masih hangatkah nyala api persahabatan kita?

/3/
Ran, tidak kudengar desauan angin dari kotamu. meskipun dedaunan pohon Çınar itu masih berguguran. masih menguning dan dipetik angin yang entah berhembus dari mana……

/4/
Ran, biar dedaunan itu luruh sebelum angin membawa kabar dari kotamu. aku masih tetap mengagumimu seperti ini saja……

(SeuLanga 46. Aydınlıkevler, 11072012, 16.04)