Di mata penyair
ada sungai mengalir
: kata-kata berenang dalam kedalaman makna
(STAR 337. Yağmur Evi, 29082011, 23.04)
Di mata penyair
ada sungai mengalir
: kata-kata berenang dalam kedalaman makna
(STAR 337. Yağmur Evi, 29082011, 23.04)
bunga bertebaran
di jalanan
merekah dalam selokan
(STAR 336. Bus 413, 25082011, 18.46)
rindu tersentuh
hingga satu persatu jatuh
sepanjang jarak yang kau tempuh
sebelum cintaku luruh
dalam gejolak tubuh
biar derap langkah jauh
tak terdengar ketika berlabuh
biar jauh
asal cinta setubuh.
(STAR 335. Aydınlıkevler, 25082011, 18.38)
Seperti mengalirkan kata
ke muara makna
Ketika aku menemukan sebuah nama
yang menjernihkan rasa.
(STAR 334. Yağmur Evii, 25082011, 00.45)
aku merindukan desa
yang remang tapi bercahaya
menyala-nyala
dalam ramah tamah manusia.
sejauh ia dari mata
lebih dekat ia di jiwa
karena cahayanya
kubawa ikut serta.
(STAR 333. Pursaklar-Subayevleri, 21082011, 22.40)
Angin menepuk muka
Menyentuh ceria
Dalam buaian senja
(STAR 332. Altınpark, 21082011, 18.25)
hidup adalah perjalanan
dalam penantian.
(STAR 331. Altınpark, 21082011, 18.14)
Ya Rabb, hamba bersimpuh
dengan cinta seluruh
dari tubuh
hingga ruh
yang Kau genggam penuh.
Hanya pada-Mu dedaunan usia luruh
satu persatu jatuh
meninggalkan tubuh
setelah menempuh
dua puluh satu tahun perjalanan jauh.
(STAR 330. Eskişehir-Ankara, 20082011, 15.38)
sepanjang perjalanan
yang hidup dari deru kendaraan
aku ingin berteduh ke tepian
: asal muasal peradaban.
(STAR 329. Eskişehir-Ankara, 20082011, 15.30)
/1/
Fajar meretaskan syukur
sepanjang alur
hidup. Dalam pelukan senyap yang membaur
setelah benih-benih sunyi ditabur.
/2/
oh, hamba merajut syukur
dengan benang-benang ikhlas
: menutupi segala keluh.
(STAR 328. Eskişehir, 20082011, 13.50)
merah dan putih bersatu
padu dalam warna negeriku
: bendera mengibarkan kemerdekaan Indonesiaku.
(STAR 327. Eskişehir, 17082011, 04.03)
: Ibu Pertiwi
Enam puluh enam tahun umurmu
Apa yang diberikan anak cucu
padamu?
Ahh, biarkan kami saja yang malu………
(STAR 326. Eskişehir, 16082011, 20.30)
: 17 Agustus 1945 – 17 Agustus 2011
“merdeka tak perlu berkali-kali,
sekali merdeka tetap merdeka”
Tetapi kami
ingin merdeka lagi.
(STAR 325. Eskişehir, 16082011, 20.14)
Sebentar lagi
makna akan digusur dari kata sebuah puisi
dipaksa pergi
ke lain hati.
/1/
Curahkan tangismu
di depanku
di bahuku
di mana saja padaku.
/2/
Jemariku tak kan membendung aliran sungai duka
di bawah telaga bening mata
ketika kau curahkan segala rasa
yang membanjiri relung jiwa.
/3/
Menangislah
tak perlu resah
biar segalanya basah
menghanyutkan seluruh gundah.
(STAR 323. Eskişehir, 16082011, 03.57)
Nyala mataku adalah binar
: suluh di tungku perapian yang berpendar,
Ia menggigilkan kesepian setelah sebuah makna terbaca
dari kata: cinta fana.
(STAR 322. Eskişehir, 15082011, 13.27)
Di bawah sinar rembulan, seorang lelaki menggenggam sebuah pena. Ia sedang menulis di secarik kertas, sebuah surat.
Di paragraf pertama tertulis:
“Dear Dek Yi,
Meskipun jarak belum mampu menaklukkan kesabaran, ia dapat memekarkan kerinduan. Saban hari, aku mengenang kenakalan dalam kebersamaan kita yang singkat. Suatu masa yang indah untuk kurindukan, Dek Yi….”
Paragraf kedua diisi dengan:
“Pada masa yang indah itu, kita masih terlalu kecil untuk mendefinisikan “cinta” dan belum mampu menulis “i love you”, tetapi kita mengejanya “a-lopyu” tanpa peduli bagaimana bentuk nyatanya.
“Hahahahaha……..”, aku menertawakan perseteruan tentang cinta-cintaan. Kita berperang mulut demi sebuah kemenangan: ‘namamu dg Emi’ atau ‘namaku dg Moly’ yang gagal kita bantah.”
Lelaki itu tersenyum lepas, tubuhnya masih bermandikan cahaya rembulan. Dia belum menemukan kalimat penutup untuk mengakhiri surat yang belum rampung.
(CerMin 11. Eskişehir, 15082011, 13.14)
Ini dia
puisi bernama Sederhana
yang kutulis tergesa-gesa
tanpa
memilih kata
supaya
bermakna Sederhana.
(STAR 321. Eskişehir, 15082011, 04.19)
Desir ombak di pesisir
Bisikan pada pasir
: butir-butirmu adalah takdir
(STAR 320. Eskişehir, 15082011, 04.14)
pernahkah ia bercerita
saat rembulan berwajah bulat sempurna
bahwa ia menyebut namamu: Purnama?
dia hanya akan memberi cahaya
pada kolong langit tak berupa
saat kelam berani mencari mangsa.
(STAR 319. Eskişehir, 13082011, 22.26)
"Keteduhan Rindu di Setiap Musim"
RoWiSe's blog
- dibuat bagi para pecinta puisi -
Ketika Kata Harus Tersambung
Selamat Datang! Rasakan Sensasi Pena Beraksara dengan Cita Rasa Sensasional
Sedikit Komentar Jujur dan Pribadi
hari ini adalah benang merah masa depan
Aktual Tajam
My words, my stories, my perspectives, toward the world
The beautiful picture of angels makes you happy.
Children's Book Reviews
dahlaniskan.wordpress.com
Pusat Dokumentasi Sastra Koran Indonesia
Kumpulan Sastra Klasik Dunia
saya menulis sebab sering diserang perasaan ingin berada di sini, di sana, dan di mana-mana sekaligus.
Sinergi Musik dan Sastra
Puisi Berbisik
Puisi untuk Dunia
sweet and hot as always
Because I'm not protected
cerita berlagu, lagu bercerita
★|@bintangbumoe|♡Apakah kamu bisa mencintai langit yang berganti warna seperti aku mencintai hujan yang selalu sama?♡|bintangbumoe90@gmail.com|★
saat saya dan aku menjadi dua kata yang berbeda makna
Menghadap Tepat ke Luas Laut Hatimu
Rembulan Menangis
Puisi, cerpen, catatan perjalanan
kulihat seorang perempuan tua, mungkin itu ibu, yang mengutukmu untuk tak kembali pada jalan puisi...
Bertolak Dari Yang Ada
Semua tentang Seno Gumira Ajidarma (SGA). Blog ini disusun oleh anggota mailing list SenoGumiraAjidarma@yahoogroups pada tahun 2007. Untuk para pendiri dan (mantan) admin yang kangen, ditunggu kabarnya melalui email sukab2019@gmail.com
Saatnya tinta bersuara lebih lantang dari suara senjata
Anak-Anak Kata Yang Santun Pada Ihwal
arsip cerita pendek kompas minggu
Arsip Puisi Mingguan Kompas Terbaru