Hana Këber?

: I. S.

Apa kabarmu ketika embun bergelayut dari ujung daun, melepas kesejukan dengan perlahan-lahan
ke dalam matamu yang merindukan cahaya pagi?

Apakah kabut pagi selalu ingin menyelimuti kota dinginmu?

Apakah ada rindu yang pergi dari mimpi?
Percayalah, kerinduan pasti kembali, ia tak akan lumpuh di tengah jalan yang ditempuh dengan kepastian hati, sebab ia tidak ingin mekar di tempat lain.

Apa kabarmu ketika muka danau itu berkilau setelah bersedia menerima sinar yang terpapar dari tawar matamu?

Semoga senantiasa ada kebahagian pada senyummu yang mengabadikan waktu.

(STAR 1036. HOME, 20062018, 02.20)

Mohon Maaf Lahir dan Batin

: I. S.

Kutuliskan ucapan pada hari kemenangan
Dengan lembaran-lembaran kehidupan baru dan haru setelah ramadhan berlalu
Semoga di hari lebaran dan liburan ini kamu bisa memaafkan cinta kekanak-kanakan yang tak bisa kulekaskan, yang tak bisa kulepaskan dari hatiku.

(STAR 1035. HOME, 19062018, 01.27)

Jingga yang Sempurna dan Beberapa Patah Cinta

: I. S.

Pikiran yang mengembara di sore hari
menemukan perasaan yang membara di ujung senja, nyala merah yang merekah jingga; paduan warna sempurna untuk mata yang sedang jatuh cinta.

Kata-kata yang terperangkap bersama perasaan bisa saja keluar dari kurungan kenangan sebentar, bermain bebas di luar ingatan, menjadi kanak-kanak lagi yang belum diberikan beban makna oleh pikiran, sebelum menjadi bagian dari sajak yang menuliskan keasingan rasa, keheningan cinta.

Menjadi sebuah kata adalah berani menerima segala kemungkinan yang akan ditambahkan, seperti berbagai awalan dan akhiran, seperti memiliki makna yang bisa disempitkan atau diluaskan oleh pikiran, dan harus siap bergiat aktif atau bersifat pasif.

Beberapa kata yang telah patah
yang sudah pasrah berpisah dari jalan cerita
Tidak berkata apa-apa pada cinta yang bertahan sampai menemukan akhir takdir.

Senja mengajak kita bersajak tentang warna langit yang menua karena pudarnya cahaya,
tentang kisah cinta yang sempurna karena berwarna cerah, merekah bahagia.

Dan hanya kutuliskan nama kamu yang bercahaya.

(STAR 1029. HOME, 11062018, 06.13)

Telah Terbiasa Kata-Kata Menelaah Jejak yang Tertinggal Pada Sebuah Sajak Sehingga Semua Cinta Bermula Pada Segalanya Kita

: I. S.

Jika cinta adalah melupakan percakapan yang menghempaskan kata ke kedalaman rasa, maka telah sia-sia kita mendengar debar perasaan yang pertama kali menggetarkan hati.

Setidaknya aku bisa bersajak tentang kehilangan dengan menemukan kata-kata lama yang bisa menjadi jejak-jejak baru untuk yang akan tersesat dalam menemukan jalan untuk melupakan perasaan.

Melupakan hanyalah sekedar berjalan ke lain arah, yang terkadang semakin susah ditempuh dengan cara-cara biasa. Harus menemukan tempat penampungan akhir di luar ingatan. Kemudian menjadi tua. Meninggalkan keinginan untuk kembali berjalan. Tak beranjak meskipun kenangan akan datang mengajak.

Jika cinta adalah demikian, maka telah sia-sia kulupakan. Karena suara-suara yang bergetar pada pertemuan mata, debar perasaan pada percakapan itu, telah membuatku berani berpuisi, bernyanyi bagi kesunyianmu.

(STAR 1028. HOME, 10062018, 21.52)

Tujuh Juni 2018

: I. S.

Debar dalam dada yang kupinjam dari gemuruh udara siang itu belum bisa meredam, getar pada kata-kata belum juga padam ketika puisi ini kutuliskan.

Karena kita menempuh perjalanan dari hati masing-masing
Cinta bisa berlabuh dari jauh
atau mendarat pada tempat terdekat.

Dan biarkan kata-kata seluruhnya tumbuh liar di puisi ini
Karena pemahaman adalah salah satu pepohonan di hutan pikiran tak bertepi.

(STAR 1026. HOME, 10062018, 03.34)