Aside

Kepada yang Mengusik Tidurmu

:Putri

Kepada sesuatu yang mengusik tidurmu
aku ingin membisiki bunyi puisi yang semerdu nyanyian ibu
yang dulu mampu memekarkan bunga perdu di rimbun mimpimu

Agar matamu tak terjaga
kata-kata bersuara
dengan perlahan-lahan
dan masuk ke lorong telinga diam-diam,
lalu merasuk ke dalam kantukmu
tanpa perlu mengetuk pintu hatimu

Di sana mereka bernyanyi dengan merdu
untuk sesuatu yang mengusik tidurmu

(STAR 931. Pursaklar, 09032015, 20.28)

Tinggal Kenangan

/1/
”selamat tinggal pada alamat yang tertinggal di selembar surat”
barangkali ia akan kekal di sana sebagai pengingat: bahwa aku tak perlu alamat rumahmu untuk sekedar mengantar kerinduanku.

/2/
selamat tinggal pada hukum kekekalan kata!
kata-kata berbaring di ranjang puisi
mereka hampir sekarat, huruf-hurufnya terikat takdir.
kata-kata menyebut namamu berulang kali
sebelum menghembus nafas makna terakhir.

/3/
selamat tinggal pada angka-angka yang siap tanggal dari setiap pergantian bulan di kalender muda,
terima kasih, kau masih mengingat dan mencatat pertemuan dan kenangan kami berdua.

(STAR 866. Pursaklar, 08062014, 12.59)

Dongeng Hujan di Hari Hujan

anak-anak hujan kabur dari awan mendung jahat yang mengurungnya dalam ruang hitam pekat
(kita menamakan mereka Gerimis; rintik-rintik hujan yang masih kecil)

lalu ibu hujan dan bapak hujan beramai-ramai mengejar-ngejar langkah mereka sampai ke tanah
(hujan turun lebat dan akhirnya mereka bertemu anak-anaknya di jalan, di selokan, dan di bait-bait puisi
lalu rindu mereka meluap-luap jadi sebuah genangan yang melimpah ruah
dan menjadi sebuah kenangan dalam puisi Sapardi)

(STAR 865. Pursaklar, 07062014, 10.44)

Yang Masih Berjaga-jaga

rasa kantuk masih berjaga-jaga di batas kelopak mata terdekat,

ia berusaha melekat pada kesadaran yang lengah
yang lelah
dari mimpi buruk semalam.

ia tak mengendap dalam senyap malam

kembali merayu mata untuk memejam
untuk memadam
sisa cahaya hari ini.

(STAR 777. Pursaklar, 29092013, 11.31)

Serangan Kantuk

kantuk menyerang batas kesadaran
yang bertahan
di pucuk kelelahan,

kata-kata yang diucapkan
menari-nari seperti berdesakan
memenuhi ruangan
yang menampung suara-suara kebosanan,

semua duduk terdiam berjaga-jaga
sementara kantuk itu sudah
berulang kali menjarah kesadaran yang
sering terpejam pada pelupuk mata.

(STAR 629, Pursaklar, 07102012, 12.49)

Kehangatan Sajak

Ran, pada pagi yang mulai beranjak pergi ke pucuk hari, kutitip kemilau rindu pada matahari. akankah ia berbagi kehangatan cahayanya yang memikat itu dengan sapaku. biar pagi beserta siang di kotamu tidak meredupkan nyala persahabatan kita.

Ran, berbait kata tak akan bisa mengisi rongga-rongga sajak yang menyimpan kerinduanku, jika makna kesetiaan hanya dipendam dalam tanpa diterapungkan pada permukaan nyata.

(STAR 628, Pursaklar, 07102012, 12.49)

Buah Perpisahan

telah kupadamkan cemburu
yang kau sulut dengan api rindu
dalam sajak-sajakku

aku tak lagi menadah makna
dari ladang kata
yang dulu kutanam sebaris dua baris cerita
sejak pertemuan kita
dan kupanen huruf perhurufnya

ah
aku belum sempat memanen kata
yang ternyata
berbuah perpisahan paling duka……..

(STAR 585, Pursaklar, 12082012, 19.36)