aku menulis sepucuk surat cinta
dan membayangkan;
kata-kataku tersipu malu
sebab terbaca oleh beningnya matamu
akan cinta yang terpendam bertahun-tahun lamanya.
***
pada kalimat pembuka
aku memulai dengan sebuah sapa
setelah menyebut nama-Nya;
semoga Dia memperkenankan kelanjutan kata-kata
dalam menerangkan sebenar-benar makna:
ini sepucuk surat cinta sederhana.
***
kurangkai kata-kata sedemikian sederhana
agar berisi ketulusan semata,
supaya mengandung benih kesetiaan yang tahan lama…….
***
pada kalimat penutup
kuselipkan kata-kata yang menuntut
sebuah surat balasan darimu……
***
oh maaf,
di penutupan surat ini
tak kuakhiri dengan kata-kata
serupa akhiran sebuah surat biasa,
sebab aku ingin terus menyuratimu
meskipun tak akan menerima
balasan sepucuk surat cinta darimu…….
(STAR 535. Bus 427, 31052012, 17.12)