Sepi Hari Tanpa Puisi

empat juni.
hari terlewat tanpa puisi.
ahh, sepi……….

padahal imaji ingin melahirkan sajak
tentang aku siang tadi
yang asing dalam kesendirian dan lebih memilih tersesat dalam keramaian……..

sepi dalam diri
tak mau beranjak pergi.

(STAR 543. Beypazarı, 05062012, 00.46)

Musim Sunyi

kerlip bintang sepi
di langit hati
adalah pertanda musim sunyi
yang teramat panjang dalam diri…..

dalam sajak ini;
definisi sepi
adalah ketiadaan cahaya hati.

sunyi.
suara-suara pergi.
hening.
gugur puja dan puji.

(STAR 542. Beypazarı, 03062012, 22.07)

Wajah Langit Malam

oh alangkah cantiknya
wajah langit malam
meskipun berjerawat,
jerawatnya adalah gemintang terang.

oh alangkah lebih elok Sang Perias wajahnya;
menyalakan bintang tanpa perlu minyak dan korek api,
cukup dengan “kun” dan “fayakun” !

(STAR 541. Beypazarı, 03062012, 21.27)

Mantra Cinta (2)

aku merapal kata-kata
tuk berhembus sebagai angin saja
biar mereka menderu sampai jauh……

“katakata
desaukan
makna
kerinduan
serupa
bisikan
cinta
dari negeri jauh.”

***

aku merapal kata-kata
tuk berhembus sebagai angin saja
sebab ia tak menunggu pintu terbuka
bisa menyusup lewat celah apa saja…..

***

“yang paling rindu
adalah aku tanpa kamu”

angin itu menderu sampai jauh
bisa menyusup lewat celah kerinduan juga,
oleh karena itu
jangan berhenti merindukan aku !

(STAR 540. Beypazarı, 03062012, 15.53)

Kemah Baca

aku duduk bersila
setengah ngantuk membaca
menelaah kata demi kata
demi menemukan Tuhan pada wajah alam semesta

di pangkuanku Risalah Al Ayat Al Kubra
terbuka lembar-lembarnya
mengajak jiwaku berkelana
ke dalam semesta penciptaan-Nya

aku seperti bertamasya
bersama sang musafir ke angkasa
“yang merupakan tempat berkumpulnya
keajaiban-keajaiban dan sesuatu yang luar biasa”,
membaca cuaca dan udara.

lalu kami turun ke bumi
membaca laut dan sungai-sungai besar,
menelaah gurun dan gunung,
menyapa alam pepehonan dan tumbuh-tumbuhan.

aku duduk bersila
setengah ngantuk membaca
menelaah kata demi kata
demi menemukan Tuhan pada wajah alam semesta

jiwaku berkelana
ragaku dalam kemah baca
bersama-sama mendengar dzikir Laailaha illa hu dari semesta penciptaan-Nya

akhirnya,
aku menemukan Tuhan pada
wajah alam semesta

dalam kemah baca
aku membuka mata
sebab “orang yang menutup matanya
membuat siang hari menjadi malam baginya”

(STAR 539. Beypazarı, 02062012, 15.12)