Kukirim Surat Cinta Ini

:Rika

Kukirim surat cinta ini yang berisi puisi
untukmu yang memulai percakapan mesra dengan kata-kata dari dulu
juga dengan getar suara yang tadi malam diantar lewat sambungan bergelombang kerinduan, ternyata perasaan bisa terdengar merdu
karena kamu.

Kukirim surat cinta ini yang berisi puisi
untukmu yang menyalakan nyala arti pada kata-kata yang kehilangan makna setelah jadi sekumpulan kalimat tak beralamat,
yang kemudian menuju kamu yang menunggu surat-surat
dari aku yang mencintaimu dengan sangat.

Kukirim surat cinta ini yang berisi puisi
untukmu yang sedang merencanakan pembelajaran yang menyenangkan, aku belajar cara menemukan kebahagiaan dari kamu
yang mulai menyusun masa depan kita dengan kebersamaan yang nyata dan tentu saja dalam ikatan yang membebaskan perasaan dari batasan waktu.

(STAR 1079. Banda Aceh, 31032019, 11.32)

Mekarnya Kata

:Rika

Matahari mekar di pucuk siang hari dengan terangnya membakar kegelisan dahan-dahan yang menahan dedaunannya agar lebih lama memberikan hijaunya pada kilau cahaya mata.

Hal-hal sederhana di sekitar lebih berwarna ketika ada cinta yang kita terima
yang terkadang kata-kata berikan pada segala suasana.

Cinta menyaksikan kata-kata yang bermekaran seperti bunga yang merekah cerah,
ketika tiba di hadapan matamu yang menemukan maknanya pada setiap celah.

(STAR 1078. Banda Aceh, 30032019, 13.28)

Secangkir Teh

:Rika

Udara di ruang ini meraung dengan suara pelan
dari mesin pendingin yang ingin memberantas panas karena
matahari di luar ingin menghangatkan percakapan dengan sinarnya.

Kata-kata tergeletak pada sajak yang tidak bergerak karena menunggu dituliskan namamu; satu alamat yang dituju dari segala penjuru hatiku.

Cinta, seperti pada sore itu,
adalah secangkir teh tanpa pemanis buatan
yang diletakkan tanganmu
di hadapan perasaanku yang tidak ragu menerima segalanya kamu.

(STAR 1077. Banda Aceh, 28032019, 14.38)

Di Solaria

:Rika

Kata-kata bisa membebaskan kembali suasana yang terperangkap dalam lanskap kota
yang melengkapkan kita pada suatu sore menjelang senja
yang menerbangkan badan kembali pada jalan pulang yang memanjangkan jarak tempuh antara kita.

Untuk apa jarak dibentangkan?
Supaya ada yang bergerak mendekatkan yang berserakan dalam kerinduan
Seperti kata-kata yang merekatkan kita dari kejauhan sehingga ada yang sia-sia melupakan.

Di bandara kata-kata juga mengudara
bersama cinta kita
yang menggapai langit bergerimis sampai habis segala duka yang ada.

(STAR 1076. Banda Aceh, 26032019, 17.40)

Lesatan Kerinduan

:Rika

Kata-kata yang melekat pada perasaan tidak terlepas dari batas yang ditentukan suara-suara
di ruangan rapat ini
Sehingga aku masih bisa merangkai huruf-hurufnya sebagai ungkapan cintaku padamu.

Sore masih bercahaya dengan lesatan kerinduan yang ingin sampai
ingin menggapai ketinggian perasaanmu yang mencurahkan kebahagian
pada aku yang mencintaimu dengan setiap waktu.

(STAR 1075. Banda Aceh, 25032019, 17.38)

Bisakah Pagi Melupakan Cahaya Pertama yang Membangunkannya?

:Rika

Kamu bertanya berapa lama aku akan mengingatmu,
Selamanya senja yang selalu ada dengan warna berbeda-beda yang diterima langit
apa adanya.

Kamu bertanya berapa lama aku akan mengingatmu,
Selamanya musim yang berganti tapi selalu kembali memekarkan perasaan dengan setianya.

Kamu bertanya berapa lama aku akan mengingatmu,
Selamanya pantai yang menunggu kabar ombak yang dihadang karang tapi selalu sampai kepadanya.

(STAR 1074. Banda Aceh, 24032019, 12.47)

Bukan Perpisahan, Pertemuan Akan Selalu Ada Dengan Kata-Kata

:Rika

Hanya sebatas mata yang berpisah di sore itu yang juga gelisah
memetik rahasia awan yang ternyata basah ketika tercurahkan

Gerimis menunggu di luar ketika kita duduk satu meja berhadapan dengan perasaan yang kita letakkan pada percakapan yang dekat merekatkan pertemuan.
Hatiku terciduk matamu yang membaca pertanda cinta pada tatapan yang malu-malu mengabadikan cantiknya dirimu dari luar dan dalam.

Yang jauh pada jarak bisa ditempuh dengan kata-kata yang penuh jejak cinta
ketika berjalan menuju kamu.
Seperti sekarang ini, aku mengabarkan sebuah kerinduan yang ada yang segera dituliskan sebagai kata-kata yang sampai di hadapan matamu.

(STAR 1073. Banda Aceh, 18032019, 16.19)

Aku Ingin Mencintaimu

:Rika

Aku ingin menumbuhkan banyak kata dalam sajak yang tertulis di kota gerimis ini
Supaya ada yang menjadi rindang yang menaungi perjalanan rasamu di sini.

Aku ingin menebalkan awan yang berarakan di langit kotamu dengan kata-kata yang mengekalkan perasaan
Supaya ada yang tercurahkan dengan menyenangkan bersama rintik-rintik hujan.

Aku ingin memberikan cinta pada kata-kata yang bisa melintas batas dan menempuh jauhnya jarak
Supaya ada yang menjelaskan padamu apa yang hati rasakan sebisanya mereka.

(STAR 1072. Bandung, 17032019, 13.19)

Selamat Pagi

:Rika

Pagi di kota ini berkicau dengan suara dari dedahan yang berkabut di ketinggian
dan dari sepi yang tercabut di jalanan yang mengantar sebentar kepergian

Pagiku berkilau cahaya
Kata-kata bergelimang makna yang ingin menerangkan perasaan
bahwa cinta bisa datang pada seseorang yang pergi menemukan sendiri kebahagiaannya.

(STAR 1071. Bandung, 16032019, 07.13)

Seusai Rinai Hujan

:Rika

Dari jendela kamar lantai tiga aku melihat ke luar
Kota ini menurunkan rinai hujan dari suatu ketinggian
Dan kita sedang berteduh pada kesibukan masing-masing
Tapi kita dipayungi oleh atap yang sama.

Aku mencintaimu dari dekatnya jarak yang terlipat menyatukan kita dalam perasaan yang sama,
Sehingga mataku yang memandang malu-malu bisa berkata-kata bahwa kamu adalah segalanya aku.

(STAR 1070. Bandung, 15032019, 17.13)

Di Ketinggian Ini

:Rika

Udara mengantar debar perasaan pada awan yang bertebaran di angkasa raya
yang rapuh jika tersentuh tapi berkas-berkas cahaya bisa berjalan dengan bebas di atasnya.

Warna yang tak berseteru dengan langit biru, membaur padu dalam satu lanskap lengkap
Dan kesempurnaan warnanya menetap pada cinta yang kupunya
yang semoga melengkapkan kita.

(STAR 1069. Banda Aceh – Medan, 14032019, 10.15)

Mungkin Cinta Memang Begitu

:Rika

Cahaya dan pagi saling mengisi
Tiba-tiba kamu ada sepagi ini memberi matahari
dan berbagi arti menemukan pada kata-kata yang kehilangan makna dari diri.

Semoga ketika cinta jatuh tanpa suara bergemuruh dari langit jauh
Hanya kita yang bisa menyentuhnya dengan jemari kata yang tidak rapuh.

(STAR 1068. Banda Aceh, 10032019, 11.04)

Perkenalan yang Mengekalkan Perasaan

:Rika

Kata-kata bertemu begitu saja
Di bawah langit yang menyatukan rupa cahaya

Dan di hadapan mata kata kita berbicara
Tentang apa saja yang ada di depan rahasia
atau di belakangnya pertanda

Barangkali kata-kata bisa menemukan cara melupakan
Dengan menjadi kenangan yang menua di ingatan
Tapi aku tidak perlu dikenangkan
Dengan mengatasnamakan cinta pada perayaan

Aku ingin hidup dan jatuh cinta di matamu setiap kali kamu berkedip dan mengerjapkan cahaya.

(STAR 1067. Banda Aceh, 09032019, 11.15)

Dengan Matamu

:Rika

Kata-kata punya segala cara menyiasati pertemuan dengan matamu
Seperti sekarang ini, puisi belum jadi tapi kata-kata ingin segera berhadapan dengan matamu
Dan kutuliskan saja beberapa kata yang rindu
Semoga mereka tidak lupa menyampaikan perasaanku yang nyata itu ketika memandang pesona cahaya di matamu.

Apakah kata-kata yang bermalam dalam matamu mengatakan sesuatu yang aku?
Aku yang kehilangan banyak waktu tapi menemukan kamu.

(STAR 1066. Banda Aceh, 08032019, 08.52)

Kubaca Isyarat Rindumu

:Rika

Kubaca isyarat rindu lewat kata-kata yang bertemu matamu,
Yang terang seketika bergelimang cahaya.

Adakah kenangan yang tersimpan dalam waktu?

Sebenarnya kenangan adalah kupu-kupu biasa yang hinggap lagi di kelopak ingatan.
Kita memberinya sayap berwarna seperti cahaya yang selalu ada meskipun kita terperangkap dalam malam
Sehingga ia menyalakan terang harapan dari masa silam.

Aku tak akan pergi ketika hari berganti, menjadi gelap, karena
Aku tidak menemukan matahari lain yang membangunkan pagiku seperti kamu, yang tetap merasakan cinta
dengan kesadaran yang lengkap pada kerjap mata.

(STAR 1065. Banda Aceh, 06032019, 10.16)

Apakah Ada Cukup Waktu Untuk Membendung Derasnya Cintaku yang Akan Meluapkan Rindu Padamu?

:Rika

Kualirkan kata-kata yang menghilir pada muara akhir; kolam matamu yang ditumbuhi terang cahaya yang dipenuhi panorama yang menyihir dengan aneka pesona, ketika matamu terpejam burung-burung cahaya berterbangan ke cakrawala.

Dengan kata, kita berkenalan dengan apa-apa saja yang terentang di semesta suara
Sehingga kata-kata mendengar debar perasaan yang tidak bisa kita sembunyikan dari bunyi yang harmoni mengiringi cerita.

Dengan kata, aku berkenalan dengan matamu. Dengan kata lain, aku mengantarkan kerinduanku.

(STAR 1064. Banda Aceh, 05032019, 10.27)

Pulang ke Rumah

:Rika

Apakah kamu ingin memulangkan kenangan dengan indah?

Pulang ke rumah adalah mengulang ingatan yang telah berjalan jauh di jalan kenangan, setelah sering singgah di banyak tempat
asing, agar tidak lupa kepada yang pertama
memberi keteduhan dan kerindangan yang sangat layak.

Apakah kamu ingin memanjangkan kesenangan yang singgah?

Pulang ke rumah adalah memajang tingkah masa kecil yang suka usil di dinding yang berulang menahan kepergian, yang membagi-bagikan ruang permainan untuk bersama-sama melengkapi kebahagian sepenuh hati.

(STAR 1063. HOME, 03032019, 20.16)

Pada Suatu Sabtu

:Rika

Hari kembali lagi pada Sabtu yang ragu dengan waktunya yang singkat sebelum Minggu,
akankah ia bertemu dengan banyaknya kata yang barangkali ingin berlibur dari keramaian pikiran yang rindu sebelum kehabisan waktu?

Kata-kata itu akan bertemu Minggu
Semoga kita bisa melihat gelagat semangatnya ketika bertemu
Saling mengisi sebentar dan melonggarkan kesibukan yang selalu
Sebelum menjadi kelu karena Senin, Selasa, Rabu.

Setiap hari, cinta yang sama kembali lagi pada hati kita.
Semoga Rika; Hari ya-ng ti-dak meliburkan perasaannya, tujuan dari segalanya aku dan kata-kata.

(STAR 1062. Banda Aceh, 02032019, 09.25)

Karena Aku Mencintaimu Apa Adanya

:Rika

Karena aku mencintaimu apa adanya
Langit yang tak berujung itu mau menerima senja yang karam di batas terjauh pandangan mata
Yang menerima segala warna tanpa membeda-bedakan birunya pertemuan atau hitamnya perpisahan.

Karena aku mencintaimu apa adanya
Laut yang berkemelut bisa mengantar debar perasaaan pada debur ombak ke tepian harapan dengan selamat dan menyematkan kecupan kerinduan pada bibir pantai
Yang sabar menunggu meskipun berkali-kali dihadang karang.

(STAR 1061. Banda Aceh, 01032019, 09.17)