Keteduhan Rumah

:Rika

Rumah yang teduh adalah yang penuh dengan kenangan yang rindang menaungi hari-hari.

Adalah rumah yang mempersilakan kamu masuk lewat pintunya
kapan saja
tanpa meminta ketukan terlebih dahulu,
karena kamu juga bagian darinya.

Selamat memulangkan kerinduan, Cinta!

(STAR 1116. Banda Aceh, 29052019, 16.40)

Selamat Mendarat di Landasan Perasaanku

:Rika

Pada lintasan awan ada jarak yang terpangkas
semakin dekat seperti gerak angin yang melekaskan perjalanan dalam udara
Dan kita saing tuju dalam cinta yang sama.

Semalam kamu katakan perlu tiga jam
bagi pesawat terbang untuk menembus batas antara langit Jakarta dan kota ini, tidak seperti biasanya,
tidak apa-apa
bisa berlama-lama jalan-jalan di awan
barangkali bisa menemukan bidadari yang kebetulan lewat.
Tapi kukatakan kalau bidadarinya sudah ada dalam pesawat.
Siapa?
Iya kamu; bidadari hatiku.

Gumpalan kelabu pada awan mengumpulkan benih-benih hujan yang semoga tercurah pelan
sebagai rintik-rintik gerimis yang mendinginkan siang menjelang sore nanti
sehingga udara sejuk bisa menyambut kedatanganmu yang anggun itu.

Pasti senyummu akan merekah indah sekali
berada dalam pelukan ayah dan ummi
Melepaskan kerinduan yang terbawa
dari sepanjang perjalanan yang menahun dan menahannya lama.

Sayangku, selamat datang kembali
Selamat memulangkan kerinduan lagi,
Semoga jarak yang dekat semakin merekatkan kita yang akan saling jatuh cinta berkali-kali.

(STAR 1115. Banda Aceh, 28052019, 14.13)

Senja Menatap Kita Penuh Cinta

:Rika

Dalam suasana senja
kata-kata terjebak pada semburat warnanya
Di sana bertemu deru angin dan ingin dariku yang berseteru karena
aku tidak mau melekaskan ingatan padamu
yang membentuk awan serupa elok parasmu

Sayangku, pandanglah senja di langit yang masih sama
Cinta kita terjerat pada serat-serat cahaya
sehingga terjalin kasih yang nyalanya terang sepanjang masa

(STAR 1114. Banda Aceh, 27052019, 17.46)

Ada Puasa dari Puisi

Katakan ada kutukan kata pada jemari yang mesti bertapa bersama sepi
memperadakan jarak tempuh dengan layar sentuh agar tak berlama-lama lagi
bercakap-cakap, cukup saling tatap dari
mata yang senyap membaca hari

Selamat berbuka puasa
Selamat menikmati hidangan puisi
yang barangkali berisi kata-kata hampa
tanpa makna yang berarti

(STAR 1113. Banda Aceh, 26052019, 18.58)

Seperti Embun dan Daun; Sebuah Kisah Pisah untuk Bertemu Kembali, Seperti Kabut pada Rumput; Suatu Cerita Pergi untuk Kembali Lagi

:Rika

Mungkin kota yang dingin ini ingin menahan kepergianmu lebih lama lagi
karena kehadiran kamu selama ini seperti matahari;
berbagi hangat pada gigil pagi

Barangkali malam tadi kamu sudah mulai merangkai kata-kata perpisahan sebelum melepas diri, melekaskan pergi pagi-pagi sekali

Tetapi kata “pisah” adalah awal mulanya kata “temu”
seperti nanti setelah berpisah dengan sesuatu kamu akan menemukan banyak rindu
lalu berkenalan dengan lain hal yang kemudian tidak kekal juga bersama waktu

Tapi sayangku, aku dan kamu bertemu
berkenalan dan mengekalkan perasaan yang menyatu
menjadi kita yang berulang kali saling jatuh cinta selama-lamanya,
menjadi kita yang selamanya ada
abadi dalam kata-kata yang bertahan setia dalam amukan waktu

(STAR 1112. Banda Aceh, 26052019, 05.36)

Puisi Hari Ini

:Rika

Berhari-hari aku ingin menulis beberapa baris cinta yang manis yang tentang kamu
Tapi kata-kata belum selesai merangkai huruf-hurufnya belum usai mengurai maknanya.

Barangkali aku terlalu mudah jatuh cinta berkali-kali padamu
Sedangkan kata-kata pernah bersusah payah menyatakannya dari hati yang pemalu sebelum mengenal kamu.

Berhari-hari puisi seperti awan yang mendung
yang mengandung benih-benih hujan
di atas gedung-gedung kota ini,
Menunggu isyarat cuaca yang akan memutihkannya kembali
Seperti lirikan matamu yang bisa menggugurkan apa saja dari ketinggian langit hatiku.

(STAR 1111. Banda Aceh, 22052019, 12.16)

Kamu Adalah Pesona Cahaya yang Menerangi

:Rika

Pada suatu pagi, bunga menduga bahwa warna yang merona padanya dikarenakan matahari yang cerah wajahnya berbagi.

Bunga tak salah terka, rekah warnanya adalah cahaya juga yang terpancar dari mekarnya yang wangi.

Matahari tidak pernah merasa mencerahkan warna apa-apa, ia ada dan bermekaran sendiri di pucuk hari.

Sayangku, kamu adalah satu-satunya pesona cahaya yang menerangi langit hati
yang memekarkan bunga-bunga perasaan dengan cahaya cinta abadi.

(STAR 1110. Banda Aceh, 19052019, 13.26)

Cinta yang Tak Berjarak

:Rika

Waktu tak berjarak, ia bersama kita, dekat dalam kata-kata, menapak dalam sajak-sajak
Hanya saja ia mengisi ruang kesadaran tanpa sandaran dan menyekat hari-hari menjadi kemarin, hari ini, dan esok hari
sehingga ia terasa berjarak; ada masa lampau, sekarang, dan masa depan yang belum terjangkau

Sayangku, waktu bersama kita ketika kita bertemu dan kemudian saling rindu
Dan aku mencintaimu tanpa terikat pada batasan tertentu

(STAR 1109. Banda Aceh, 17052019, 09.17)

Ada Cinta pada Kita

:Rika

Ada awas pada cemas
Ada getar pada debar
Ada luka pada duka
Ada doa pada pinta
Ada tempuh pada jauh
Ada jejak pada jarak
Ada harap pada tatap
Ada candu pada rindu
Ada basah pada curah
Ada terang pada siang
Ada temaram pada malam
Ada embun pada daun
Ada aroma pada bunga
Ada aksara pada kata
Ada kamu pada aku

(STAR 1108. Banda Aceh, 14052019, 11.00)

Setia adalah Aku dan Kamu yang Selalu Ada Bersama Cinta

:Rika

Setia adalah ketabahan dahan pada daun yang bertahan lebih lama
sebelum ada yang berhembus kencang dan melepaskan genggamannya tiba-tiba

Setia adalah kepasrahan laut pada ombaknya yang pasang-surut
karena tergoda cahaya rembulan yang bisa berlama-lama menyentuh bibir pantai ketika matahari pergi

Setia adalah satu dua kata yang selalu ada bersama suara-suara yang berkata rindu
ketika ada yang menjauh dari segala riuh, menjadi sepi yang tak tersentuh keramaian

(STAR 1107. Banda Aceh, 13052019, 15.10)

Selalu Mencintaimu

:Rika

Kubayangkan laut yang tenang;
angin yang membadai belum sampai di tepi pantai dan sebaris karang
bersiap-siap menghadang setiap kemungkinan terburuk yang lekang dari ceruk cuaca yang berlubang karena galian pertanyaan dari mata yang cemas memandang

Kita berada di sana
Ketika cahaya meletakkan jejak-jejaknya yang terang pada banyak sajak dalam segala suasana

Kamu ada bersama aku
yang menerima kehendak perasaan untuk selalu mencintaimu

(STAR 1106. Banda Aceh, 12052019, 10.46)

Karena Kamu Sudah Manis dan Harum Semerbak dalam Sajak-Sajakku

:Rika

Kutuliskan kata-kata apa adanya
Sebagai puisi untukmu tanpa
bersusah payah jadi puitis tiba-tiba
Karena tak usah menambah pemanis buatan pada gula
dan tak perlu memberi aroma wangi pada bunga

(STAR 1105. Banda Aceh, 09052019, 14.50)

Kita Perlu Kosakata Baru untuk Menamakan Rindu

:Rika

Menulismu adalah menjadi jemari sunyi yang mulai meraba bunyi dan berkenalan dengan suara pertama yang akan menyapa

Menulismu adalah menjadi sore yang tidak terlambat atau cepat tiba ketika matahari berisyarat turun memanggilnya

Menulismu adalah menjadi udara yang dinamakan angin ketika bergerak mengarak awan yang sudah tahu harus ke mana
dan diam-diam langit menghirupnya dalam-dalam meredupkan cahaya

(STAR 1104. Banda Aceh, 07052019, 15.47)

Padamu Aku Jatuh Cinta Sepenuhnya

:Rika

Takdir yang mengundang waktu yang hadir bersama rindu dari setiap penjuru
Sehingga kita bertemu
kemudian kata-kata terus lahir
dan cinta terus mengalir.

Aku tetap mencintaimu sebagaimana hujan yang terlampau deras mencurahkan basahnya
yang tidak mudah terlepas dari awan yang mengumpalkan rekat cahaya
mengumpulkan pekat warna.

(STAR 1103. Banda Aceh, 06052019, 14.00)

Antrian Kata

:Rika

di bangku antrian kantor imigrasi
kata-kata juga menunggu dijadikan puisi
setelah sekian lama bersama rindu yang mengisi
aliran waktu yang tak henti-hentinya menderaskan arus perasaan yang pasti
menuju muaramu yang tak lagi sepi;
di sana kata-kata berenang riang tanpa peduli
pada ajakanku untuk kembali pada puisi yang belum jadi ini

(STAR 1102. Banda Aceh, 02052019, 16.40)

Apakah Memang Cinta yang Telah Mengirim Musim yang Memekarkan Bunga dari Langit Hati?

:Rika

Kata-kata sempat terjebak dalam semesta pikatan pada sajak-sajak cinta yang meluapkan perasaan
seperti langit yang menumpahkan cahaya ke matamu.

Kata-kata berhenti di sela-sela kemarin dan hari ini, ingin berbagi jeda kepada esok hari yang akan mulai menyediakan ruang tunggu buat kita yang saling rindu.

Kata-kata tidak menetap lama-lama di sudut duka
bersama senyap yang diam-diam mengusut rangkaian pertanyaan sederhana
tentang siapa atau apa-apa saja yang membuat kita tertawa
sehingga cinta senantiasa ada dan selalu punya cara untuk berbahagia.

(STAR 1101. Banda Aceh, 01052019, 18.15)