Entah kekuatan apa yang menggerakkan langkahku ke tempat ini. Padahal separuh jiwaku telah pergi setelah menerima secarik undangan berwarna biru itu.
Aku seperti berada di atas pentas pertunjukan, di mana aku bukan pemeran utama. Aku hanya diundang untuk meramaikan kebahagiaan milik mereka di pentas ini.
Aku tersenyum menatap sahabat sejatiku yang sedang memulai babak baru kehidupannya. Aku tidak dapat menyembunyikan perasaan bahagia. Karena bulan sedang purnama di wajahnya.
***
Entah kekuatan apa yang menahanku di sini. Padahal makanan spesial yang terhidang itu tidak menggugah rasa laparku. Aku juga sudah mengucapkan ”selamat menempuh hidup baru” pada mereka sambil terus berdoa dalam hati untuk kebahagiannya. Kado spesial berwarna biru juga telah kuletakkan di meja penuh bingkisan. Sepertinya masih ada satu hal yang tersisa….
Tiba-tiba aku sudah berdiri di sebuah panggung kecil di sudut keramaian. Lantunan musik darispeaker berukuran besar itu berhenti. Aku menggantikannya dengan alunan sebuah musik yang kusimpan di flashdisk.
Lalu suaraku memenuhi sudut-sudut aula besar itu:
Bila yakin tlah tiba,
Teguh didalam jiwa
Kesabaran menjadi bunga
Sementara waktu berlalu
Penantian tak berarti sia sia
Saat perjalanan adalah pencarian diri
Laksana Zulaikha jalani hari
Sabar menanti Yusuf sang tambatan hati
Di penantian mencari diri
Memohonkan ampunan dipertemukan…..
Segera kan kujemput engkau bidadari
Bila tiba waktu kutemukan aku
Ya Ilahi Robbi keras ku mencari diri sepenuh hati
Teguhkanlahku di langkah ini
Di pencarian hakikat diri
Dan izinkan kujemput bidadari
Tuk bersama menuju Mu mengisi hari…
Kini yakin tlah tiba
Teguh di dalam jiwa
Kesabaran adalah permata
Dan waktu terus berlalu
Penantian tak berarti sia sia
Saat perjalanan adalah pencarian diri
Laksana Adam dan Hawa
Turun ke bumi terpisah jarak waktu
Di penantian mencari diri
Memohonkan ampunan dipertemukan
Bidadari tlah menyentuh hati
Teguhkan nurani
Bidadari tlah menyapa jiwa
Memberikan makna
Segera kan kujemput engkau bidadari
Bila tiba waktu kutemukan aku
Ya Ilahi Robbi keras ku mencari diri sepenuh hati
Teguhkanlahku di langkah ini
Di pencarian hakikat diri
Dan izinkan kujemput bidadari
Tuk bersama menuju Mu mengisi hari……
mengisi hari……….*
***
Aku terdiam melihat ke arah pelaminan. Suaraku bergetar ketika menyanyikan kata-kata itu. Aku berusaha keras membendung aliran yang hendak tumpah dari telaga mataku. Tetapi aku melihat aliran sungai kecil di wajahnya. Ohh, purnama di wajahnya redup.
”lagu ini saya persembahkan untuk Dara Baro dan Linto Baro yang berbahagia di hari spesial ini. Ini sebuah kado persahabatan. Hmmm, semoga Bidadarinya selalu bahagia….”
Tepukan tangan dari keramaian menyertai langkah-langkahku ke pintu keluar. Aku berpaling sejenak ke arahnya. Aku berbisik di hati, ”hal yang kamu impikan telah kupenuhi dengan tulus, semoga rembulan di wajahmu selalu purnama”.
(CerMin 12. Yıldırım Evi, 20112011, 16.49)
*nasyid Menjemput Bidadari.