Setangkai Pemahaman

:Ceudah Keumala

jangan tertawan
pada usia kekagumanmu yang singkat itu; sajak-sajakku ini tak benar-benar menawan
seperti anggur yang dituang ke gelas perawan
sebagai pemanis rayuan.

kata-kata itu
hanya terpetik dari tangkai pemahaman yang berjuntai di ketinggian
pohon pengalaman;
kata-kata itu buah ranum yang diperam cuaca sepanjang musim yang memendam.

dan aku bukan pekebun itu;
yang menanam kata demi kata dari sebiji huruf kecil bermakna,
yang sabar membaca bibir cuaca,
yang mau bersahabat dengan musim apa saja.

aku adalah pemanen kata yang sungguh tak lihai;
yang sering memetik kematangan dan kekosongan makna berulang kali…….

(STAR 720. Yasir Evi, 07042013, 02.26)

Membalas Sajakmu yang Telah Lama Berlabuh di Tepian Waktu, Untukku?

:Ceudah Keumala

telah lama aku membaca rona katamu
yang terjamah cahaya mataku
meskipun aku belum bisa menerka warna maknanya seperti apa.

lama juga
aku terdiam sebab telah kupejam
segala rahasia sajak-sajakku yang terpendam
dengan kelopak pemahaman yang baik sehingga tertutup
segala kemungkinan untuk meragukan makna yang belum terkatup
sempurna.

sungguh lama
aku ingin bertanya-tanya tentang gubuk luahan rasa itu
yang barangkali dinding rapuhnya pernah bergetar lama
ketika kata-kataku mencari tempat jeda sebentar sebelum melanjutkan perjalanannya.

kau tahu
kuncup-kuncup itu hanya merekahkan persahabatan
yang hijau senantiasa,
perasaan seperti itu adalah kekupu bersayap rapuh;
yang hanya membuat bunga layu dengan segala rayu
sebab mahkota indah itu adalah bandar tempat ia singgah sebentar
untuk sekedar bertukar rindu dengan sari madu.

kau tahu
aku bukan kekupu yang ingin merekahkan keresahan bunga,
aku adalah bintang paling jauh
yang setia membasuh kegelisan penantiaannya dengan cahaya paling biru.

(STAR 715. Yasir Evi, 31032013, 18.33)