Aside

Pada Remang Kenangan

:Putri

Bukan keinginan awan
yang menyembunyikan rembulan dari penglihatan

bukan juga keinginan kata
yang bungkam, terdiam tak menyapa
sehingga kita menduga-duga
siapa yang berani meletakkan spasi tanda jeda di sela-sela percakapan kita
dan ada sebuah tanda tanya
yang entah punya siapa.

Ini malam tak seperti biasanya
betapa gelap ia; lenyap segala cahaya
dan senyap beberapa manusia
mematikan gemerlap dunia.

Di halte bus yang menyiapkan keberangkatan dan menerima kedatangan yang sebentar
aku berdiri termangu
sendiri menunggu
tapi tanpa kamu kereta waktu tak mau beranjak dari situ.

Pada saat yang kurang tepat
kita sempat lupa merekatkan nyala kunang-kunang pada remang kenangan

tapi tak apa-apa
kita tak akan terluka karena
cinta yang terlambat diucapakan, bukan?

(STAR 932. Erkam Evi, 25032015, 00.06)

Aside

Kepada yang Mengusik Tidurmu

:Putri

Kepada sesuatu yang mengusik tidurmu
aku ingin membisiki bunyi puisi yang semerdu nyanyian ibu
yang dulu mampu memekarkan bunga perdu di rimbun mimpimu

Agar matamu tak terjaga
kata-kata bersuara
dengan perlahan-lahan
dan masuk ke lorong telinga diam-diam,
lalu merasuk ke dalam kantukmu
tanpa perlu mengetuk pintu hatimu

Di sana mereka bernyanyi dengan merdu
untuk sesuatu yang mengusik tidurmu

(STAR 931. Pursaklar, 09032015, 20.28)

Aside

Di Luar Percakapan Kita

:Putri

Di luar percakapan kita
aku mendengar kebisuan kata
yang terpaksa menyembunyikan suara-suaranya
yang lantang bergema

”semoga ini hanya sebentar”, ujar satu kata
”benar, kita harus kembali sadar agar tak terlantar di luar,
dihanyutkan arus kesunyian”, kata si kata lainnya
(tentu saja kau tak bisa mendengar percakapan mereka)

Kuterka rindu itu seumpama kata yang
kita biarkan gemetar
berjalan sendirian di luar percakapan kita
yang ingin segera menjadi suara
sehingga ia bisa menggeletar jauh
meruntuhkan kesunyian

(STAR 930. Erkam Evi, 02032015, 23.02)