Maaf (2)

:SeuLanga

apa yang bisa kukatakan melalui sajak ini
pabila suara-suara hilang dalam gema panjang
antara lain ruang
dan kata-kata hanyalah kerinduan yang tak patut diucapkan lagi.

*

dalam senyap
jemari halus angin menyulam perangkap
untuk menjerat kesepian yang hinggap
di ujung mata malam yang tak lagi mengerjap.

*

aku seperti menerka gelagat pagi
hanya sebagai gejolak matahari
yang meninggi
ke tangkup hari.

padahal malam di matamu selalu bercahaya
meskipun langit belum menerima cahaya
walaupun kerlip gemintang telah berguguran entah kemana……

*

yang senantiasa hijau di segala musim itu
adalah pucuk-pucuk persahabatan yang
tak ingin berguguran,
tak mendengar bujukan angin yang
ingin memetik gelisah tangkainya,
tak membiarkan raut wajahnya bertukar warna
meskipun yang lainnya berubah indah dalam kilau senja,

pucuk-pucuk persahabatan itu selalu menguncupkan kesetiaan
meskipun terabaikan
dalam deru badai kecemasan.

*

maafkan aku
yang menjadi suara hilang
dalam gema panjang itu.

maafkan aku
yang berjemari halus ketika menjerat kesepian itu.

maafkan aku
yang tiba-tiba berguguran dari langit matamu.

maafkan aku
yang ingin hijau senantiasa pada pucuk-pucuk persahabatan itu.

(STAR 683. Yasir Evi, 30012013, 15.12)

Leave a comment